Ledakan Penduduk Vs Perubahan Iklim
Pertumbuhan penduduk dunia semakin hari meningkat dengan sangat cepat. Pada tahun 1 Masehi, jumlah penduduk sekitar 170-an juta, bergeser ke tahun 1800 Masehi jumlah penduduk meningkat menjadi sekitar 1 milyar orang. Seratus tahun berikutnya yakni tahun 1900-an jumlah penduduk dunia meningkat menjadi sekitar 2 milyar. Tatkala masuk pada tahun 2014, jumlah penduduk meningkat dengan sangat cepat yakni sebesar 7 milyar. Hal ini menunjukan bahwa semakin hari, jumlah penduduk meningkat dengan sangat cepat. Sebelum memasuki abad ke-19, jumlah penduduk meningkat dengan cukup lambat. Namun setelah masuk ke era abad ke-19 hingga abad ke-20, peningkatan jumlah penduduk bergerak dengan sangat cepat. Meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sangat cepat ini tentunya berpengaruh pula pada ketersediaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia khususnya sandang dan pangan, begitupula dengan kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal.
Menurut teori Malthus, pertumbuhan penduduk meningkat layaknya deret ukur sedangkan pertumbuhan bahan makan meningkat layaknya deret hitung. Setiap manusia yang lahir ke dunia tentunya membutuhkan pakaian, makanan, minuman dan tempat tinggal sehingga meningkatya jumlah manusia maka meningkat pula kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat tinggal yang sangat besar. Apabila ditinjau berdasarkan analisis ketersediaan sumberdaya alam dengan melihat pada paham pesimis akan habisnya sumberdaya alam di bumi, maka hal ini dapat menjadi masalah yang sangat besar. Besarnya jumlah penduduk menuntut adanya pembukaan lahan pertanian untuk mendukung ketersediaan jumlah bahan makanan, menuntut alih fungsi lahan pertanian atau hutan menjadi permukiman, dan lain sebagainyaDalam beberapa bahasan isu terkait kependudukan dan sumberdaya alam, maka terdapat sebuah statement menarik yang perlu dipahami dan dikaji lebih lanjut bahwa pada beberapa tahun yang akan datang spesifiknya sekitar tahun 2050 maka akan terjadi “perperangan” persaingan dalam memperebutkan bahan makanan, air bersih, energi dan tempat tinggal. Empat elemen ini tentunya berkaitan dengan alam, sehingga berbicara tentang ketersediaan sumberdaya alam maka tidak lepas pula dengan pembicaraan iklim.
Faktor iklim adalah salah satu elemen yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mendukung ketersediaan makanan, air bersih,energi dan bahkan tempat tinggal. Pertanian yang berkaitan dengan bahan makanan sangat dipengaruhi oleh iklim, bahan pembuatan pakaian, bahan energi, seluruh komponen kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Fenomenan iklim yang ekstrim dapat mengakibatkan bencana alam yang berakibat pada masalah gagal panen, krisis air bersih, kekeringan kebakaran, banjir, longsor dan lain sebagainya. Hal ini semakin diperparah oleh kemajuan teknologi guna memenuhi kebutuhan manusia, seperti pengunaan teknologi dengan bahan bakar fosil pada bidang transportasi dan industri. Fenomena pembangunan dalam beberapa kasus tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan menjadi salah satu faktor kerusakan lingkungan yang dapat diperparah oleh fenomena iklim yang cukup ekstrim. Pengunaan teknologi yang kurang tepat berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia berdampak pada pemanasan global.
Pemanasan global merupakan fenomena peningkatan temperatur rata-rata permukaan bumi (SOS, 2011). Berdasarkan hasil anlisis geologi, temperatur planet Bumi telah meningkat beberapa derajat dibandingkan dengan 20.000 tahun yang lalu ketika zaman gletser. Pada awalnya, perubahan temperatur ini meningkat dengan cukup lambat yakni sebesar 0,2°C sejak tahun 1000 hingga awal abad ke-18. Namun sejak tahun 1850 peningkatan temperatur Bumi mulai meningkat sekitar 0,35°C hingga meningkat menjadi 0,55°C pada tahun 1990-2000. Menurut IPCC (2012), temperatur dipermukaan bumi hingga tahuun 2010 telah mencapi 0,85° sedangkan permukaan air laut naik sekitar 19 cm. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan oleh mencairnya es dikutub akibat temperatur yang cukup tinggi. Meningkatnya temperatur dipermukaan bumi, sebagain besarnya disebabkan oleh efek gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metan, dan flourin. Emisis gas karbon yang datang dari revolusi indutri memberikan sumbangsih atas pemanasan global sekitar 40%Meningkatnya perubahan temperatur yang berdampak pada perubahan iklim ini akan mengakibatkan masalah yang besar kepada berbagai sektor yang mendukung pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu sumberdaya alam yang mampu mengurangin efek pemanasan global adalah sumberdaya hutan. Namun meningkatnya jumlah penduduk akan berakibat pada meningkatnya kebutuhan lahan sehingga dalam beberapa kasus, hutan akan dirubah menjadi daerah permukiman, indutri, pertanian dan peternakan. Hal ini tidak dapat dihindari karena beberapa hal tersebut merupakan kebutuhan primer manusia. Meskipun pada elemen permukiman telah diantisipasi dengan sistem pembangunan gedung secara vertikal, namun hal ini masih belum cukup memberikan pencegahan yang besar pada fenomena alih fungsi lahan.
Fenomena alih fungsi lahan yang berakibat pada semakin menyempitnya daerah hutan akan semakin mengurangi sumbangsih hutan dalam mengurangi pemanasan global. Sedangkan pada saat yang bersamaan, ketika hutan semakin sedikit, aktivitas manusia yang memberikan sumbangsih pada pemanasan global semakin besar. Sehingga dapat diasumsikan sementara bahwa meningkatnya pertumbuhan penduduk dengan menimnya kesadaran manusia akan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim akan menjadi masalah yang cukup krusial. Hal ini juga akan berbeda bahkan semakin parah apabila dikaitkan dengan dampak perubahan iklim pada penduduk miskin.
Secara umum, pertambahan jumlah penduduk yang datang dari kalangan penduduk kelas menengah kebawah atau penduduk miskin akan merasakan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Dimana, penduduk dengan kelas ekonomi menengah keatas akan berusaha mencari solusi dengan kelebihan cost yang ada untuk berdapatasi dengan fenomena perubahan iklim, seperti membangun tempat tinggal yang jauh dari ancaman bencana, menggunakan perabotan rumah tangga berteknologi tinggi seperti pendingin ruangan. Begitupula dengan pengunaan kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga dan lain sebagainya khususnya pada perkembangan teknologi untuk pemenuhan kebutuhan manusia namun berdampak buruk pada lingkungan. Sementara penduduk miskin dengan jumlah anggota rumah tangga yang banyak,namun bermukim pada daerah-daearah rawan bencana akan terkena dampak yang cukup besar. Rendahnya pendapatan ekonomi juga akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan seperti mahalnya harga makanan, air bersih dan tempat tinggal yang nyaman dan jauh dari ancaman bencana.
Meskipun demikian kita perlu tetap optimis akan kemajuan suatu daerah sehingga jumlah penduduk miskinpun akan semakin berkurang dan dampak perubahan iklim dalam jangka panjang akan dapat diatasi dengan pola adaptasi masyarakat dengan berbagai inovasi teknologi khususnya teknologi yang ramah lingkungan. Terlepas dari seluruh elemen permasalhaan tersebut, maka dibututuhkan adanya kerjasama oleh seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, para ilmuwan, pelajar, khususnya masyrakat awam untuk saling bekerjasama dalam mengatasi masalah perubahan iklim. Perlu adanya edukasi yang masif kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan serta senantiasa berusaha memastikan kesejahteraan anggota keluaganya dimasa depan. Orang tua wajib memastikan anak-anak yang dilahirkan akan sejahtera dan tida kekurangan sumberdaya dimasa depan. Pengunaan sumberdaya yang bijak perlu diperhatika dengan baik, paham bahwa sumberdaya yang ada hari ini juga harus dapat dinikmati oleh anak cucu dimasa depan harus menjadi paham dan perhatian bersama. Melihat fenomena perubahan iklim yang terus berlangsung, sebuah pasangan yang berencana menambah anggota keluarga harus dapat memastikan keberlanjutan kehidupan anaknya dimasa depan baik kebutuhan makanan, air bersih, pakaian, tempat tinggal dan energi serta kepastian pemenuhan kebutuhan yang tidak semakin memperparah kondisi bumi yang kemudian dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri dan seluruh penduduk dipermukaan bumi. Seluruh penduduk di permukaan bumi harus paham dan sadar dengan masalah ledakan penduduk dan fenomena perubahan iklim sehingga dapat bekerjsama untuk mencapai keadilan pemenuhan kebutuhan manusia untuk seluruh penduduk bumi. Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam dengan luasan hutan yang cukup besar harus sadar akan pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia pada belahan bumi yang lain dalam hal ini yang memiliki lahan kritis dan sulit ditumbuhi berbagai aneka tumbuhan hutan. Begitupula dengan negara lain yang mengunakan berbagai teknologi industri yang memberikan sumbangsih pada pemanasan global harus sadar akan dampaknya pada kehidupan seluruh umat manusia, hewan dan tumbuhan.
the attachments to this post:
246643_10150205436782074_6963614_n
perubahan-iklim_sumber (malangtoday.net)
climate-change_sumber gambar (perspektifofficial.com)