Saya Heran yang Memilih Jurusan Teknologi Pertanian Hanya 11 Orang
Saya heran yang daftar teknologi pertanian hanya 11 orang -_-
Mendengar cerita adik saya yang baru saja mendaftarkan diri sebagai salah satu mahasiswa teknologi pertanian di salah satu universitas ternama di kampung saya, Â rasanya miris sekali.
Kata adek saya, 1 angkatan kemaren yang daftar ke jurusannya teknologi pertanian cuman 11 orang, baik itu gelombang I, II hingga gelombang ke-III (kebetulan dia ikut gelombang yang ketiga). Sementara itu, dibeberapa jurusan lainnya seperti pendidikan keguruan, olahraga, kesehatan, ekonomi, sosial politik, hukum dan beberapa jurusan lainnya tumpah ruah pendaftarnya.
Saking banyaknya yang daftar sampai di tolak sama universitas, khususnya pendidikan olahraga pendaftarnya sampai ribuan.
Sementara jurusan seperti teknologi pertanian, budidiya pertanian, teknologi perikanan, teknologi pertanian adalah jurusan yang paling sedikit pendaftarnya. Bayangin ajah, dari 3 gelombang, dari ribuan lulusan SMA yang daftar 1 angkatan cuman 11 orang. Hahahaha
Seriusan pengen ketawa tapi takut dosa, pengen nangis tapi yoo gimana gitu 😀
Terlepas dari itu, saya heran kenapa minatnya muda-mudi di sana cenderung hanya ke beberapa jurusan tersebut. Bahkan bisa dibilang sektor pertanian adalah sektor atau bidang yang paling dihindari oleh muda-mudi di kampung saya.
Dari sekian banyak jurusan, yang paling banyak peminatnya adalah jurusan pendidikan yang kemudian akan mencetak generasi guru muda yang tumpah ruah. Tapi yang saya herankan, puluhan tahun, jutaan sarjana pendidikan yang telah diluluskan entah kemana semuanya, sehingga sampai saat ini kondisi pendidikan di kampung saya masih cukup memprihatinkan.
Masih banyak sekali sekolah yang kekurangan guru. Kualitas pendidikannya juga masih sangat jauh dari standar nasional. Bidang olahraga yang paling tinggi peminatnya juga sejauh ini belum bisa menghasilkan atlit-atlit yang berkwalitas.
Saya ingat betul pelajaran olahraga yang saya peroleh ketika duduk di bangku pendidikan.
Dari sekian banyak jam pelajaran olahraga, rasa-rasanya saya cuman diajarin olahraga 5-10 jam itupun cuman berkaitan dengan pelajaran pbb (peraturan baris-berbaris).
Aha,, ada juga nih yang bergerak dibidang kesehatan. Banyaakkk sekali anak di daerah saya yang mengambil jurusan dibidang kesehatan tapi sampai hari ini kualitas kesehatan masyarakat daerah saya maupun pelayanannya masih sangat rendah dibandingkan propinsi lainnya. Begitupula dengan ekonomi, kok yoo banyak sekali lulusan ekonomi tapi jumlah penduduk miskin di propinsi asal saya, Â sejak tahun 2005 sampai tahun 2017 masih cenderung stabil bahkan masuk kedalam propinsi termiskin nomor 3 di Indonesia setelah Papua.
![](http://nursaadahnubatonis.web.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/8584/2018/09/provinsi-dengan-angka-kemiskinan-tertinggi-pada-maret-2018-by-katadata-1-1-300x212.png)
Propinsi dengan Angka Kemiskinan Tertinggi (https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/07/24/provinsi-dengan-angka-kemiskinan-tertinggi-pada-maret-2018 )
Pada saat yang sama sektor pertanian mulai mengalami krisis sumberdaya manusia. Padahal, meskipun kondisi iklim di kampung saya tidak cukup bagus, but I think potensi pertaniaannya masih sangat bisa dikembangkan. Selain dari tu, bidang pertanian adalah satu sektor yang sampai kiamat menjemput duniapun akan tetap dibutuhkan, karena sampai kiamat pun orang masih tetap membutuhkan makanan (kecualia kalau pada jadi robot -_-). Ah yaa, satu lagi bidang peternakan pun sama. Bidang ini adalah satu bidang yang paling berpotensi. Bahkan beberapa tahun silam, kampung saya adalah salah satu daerah eksportis daging sapi terbesar ke di Indonesia. Untuk di kampus saya sendiri, bidang pertanian dan peternakan adalah salah satu bidang yang pesaing masuknya paling besar. Satu kursi di fakultas pertanian, teknologi pertanian, peternakan, perikanan harus diperebutkan oleh 5-10 orang. Â Saya tidak bermaksud untuk menyinggung jurusan yang lain, I just want to say ayolahhh, ini udah jaman apa ? kalau kata kaka we nih ya, anak muda jaman sekarang kudu nyari jurusan yang kalau ngak jadi PNS juga bisa hidup. Â Â Kalau temen-temen main ke Jawa, jurusan keguruan, perawat atau jurusan lain yang menjurus ke masa depan sebagai PNS sangat sedikit peminatnya.
Miris seriusan, bahkan nih yaa, kalau kamu ke Jawa dan kuliahnya bidang biologi, kimia, pertanian, peternakan, perikanan, teknik, pariwisata, dan beberapa jurusan lainnya selain guru dan perawat kamu bakalan dikecein abis-abisan sama orang-orang kampung, ntar dikatain mau jadi apa kamu kedepannya ? wkwkwk
Mungkin perlu kali yaa dibuatkan riset khusus untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi minat para lulusan SMA/SMK/MA dalam memilih jurusan di tingkat universitas. Hal tersebut kemudian bisa dijadikan sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan. Ayolah, kedepannya kita harus membangun daerah kita menjadi daerah yang tidak tertinggal. Terlalu banyak jurusan yang kita butuhkan untuk membangun daerah. Kalau bukan para muda-mudi jaman ini yang akan mengisi bangku-bangku pekerjaan besar tersebut, maka kita kudu bersiap menjadi babu di daerah sendiri -_-
the attachments to this post:
provinsi-dengan-angka-kemiskinan-tertinggi-pada-maret-2018-by-katadata (1)