Review Novel “THE GREAT GATSBY”_Fitzgerald

“THE GREAT GATSBY”

“DUNIA SERINGKALI TERASA TIDAK ADIL

TAPI HIDUP HARUS TERUS BERLANJUT”

The Great Gatsby_Fitzgerald (Sumber Gambar : Wikipedia)

The Great Gatsby_Fitzgerald (Sumber Gambar : Wikipedia)

 

Novel The Great Gatsby adalah salah satu novel sastra terbaik sepanjang masa yang membuat penulisnya masuk dalam dereta nama-nama penulis karya sastra terbaik di Amerika (setelah penulisnya F.Scott Fitzgerald meninggal) (Wahidah, 2020). Novel ini diakui dan diminati oleh berbagai masyarakat di penjuru dunia setelah 15 tahun penerbitannya (setelah meninggalnya Fitzgerald). Novel ini menjadi salah satu karya sastra terbaik karena dapat menuliskan berbagai fakta dan kenyataan pahit tentang kehidupan dengan bahasa dan karya sastra yang dapat dibaca dan dipahami oleh seluruh kalangan. Meksipun novel ini adala satu novel sastra yang sangat kaya akan pesan-pesan moral dan kritik terhadap budaya Amerika, novel ini mungkin tidak akan disukai oleh beberapa kalangan anak muda khususnya generasi milenial karena memiliki akhir cerita yang cukup memilukan dengan kisah tragis Jay Gatsby dan kepergian Daisy diakhir cerita yang bahkan sekejab seakan menghilang ditelan bumi.

Sebagian besar anak muda saat ini, khususnya generasi milenial telah banyak terpengaruh oleh daram-drama klasik dan berbagai film yang seakan mengambarkan kehidupan dengan cerita yang penuh konflik tetapi selalu berakhir dengan indah. Banyak orang sering kali enggan membaca berbagai kisah atau enggan menonton berbagai film dengan plot akhir cerita yang menyedihkan. Orang-orang selalu berharap untuk menyaksikan sebuah perjalanan panjang yang memilukan namun memiliki ending yang indah. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukan kondisi psikologis manusia yang sering kali enggan menerima hal-hal buruk dan melarikan diri dari kenyataan yang begitu buruk atau yang disebut dengan ekskapisme.  Banyak dari kita yang dari kalangan anak muda saat ini yang apabila menemui masalah justru melarikan diri, melampiaskan hasrat amarahnya pada hal-hal yang dapat merusak diri sendiri bahkan belakangan ini banyak kasus penyakit mental yang berujung bunuh diri akibat beban kehidupan yang begitu berat. Novel The Great Gatsby dengan tokoh Nick Carraway sebagai narator dalam novel tersebut memaksa kita untuk menerima kenyataan bahwa seberat apapun beban kehidupan kita, hidup harus terus berlanjut.

 

Fitzgerald dalam penulisan novelnya yang kini menjadi sebuah maha karya sastra sebenarnya menuliskan novel tersebut dengan cerita sebenarny-benarnya yang diambil dari latar belakang kehidupannya sendiri dan bahkan mungkin berusaha menyampaikan sesuatu yang sebenarnya selama ini terpendam jauh di dalam hatinya.  Kisah yang diangkat dalam novel ini dimana seorang pemuda miskin jatuh hati dan mencintai seorang perempuan yang berasal dari keturunan bangsawan yang pada awalnya dipisahkan karena materi dan akhirnya dipertemukan kembali. Berbagai kisah klasik lain telah banyak membungkus cerita seperti ini dengan ending yang bahagia, dimana pemuda itu akhirnya bersatu dengan wanita pujaannya. Tetapi ada satu hal yang membuat novel ini berbeda dengan novel atau cerita klasik lainnya yakni akhir cerita yang sanga memilukan dan tidak sesuai dengan ekspektasi pembaca.

Novel ini sekilas menceritakan tentang kisah seorang pemuda miskin bernama Jay Gatsby yang jatuh hati, mencintai dan bahkan sangat memuja seorang wanita dari kalangan bangsawan yang bernama Daisy. Karena kemiskinannya Jay, hubungannya dengan Daisy tidak direstui oleh orang tua Daisy hingga akhirnya Jay pergi mengikuti wajib militer, dan kemudian hiudp terlunta-lunta setelah perang hingga ia bertemu dan menyelamatkan kehidupan seorang jutawan Dan Cody. Ialah Jay Gatsby yang pergi mencegah Dan Cody yang hendak berlayar dengan kapalnya dan menyatakan bahwa ia dan kapalnya akan hancur remuk dalam 1 jam oleh badai yang akan datang.

It was James Gatz who had been loafing along the beach that afternoon in a torn green jersey and a pair of canvas pants, but it was already Jay Gatsby who borrowed a row-boat, pulled out to the Tuolumne, and informed Cody that a wind might catch him and break him up in half an hour”. Fitzgrarld (1925)_Chapter 6.

 

Sejak saat itu, Jay hidup dan bekerja bersama Cody hingga akhirnya suatu malam Ella Kaye datang ke kapal dan seminggu setelahnya Cody ditemukan meninggal dengan tragis dan Jay mewarisi seluruh kekayaannya (meskipun sebagian hartanya hilang karena ketidakmampuanya sendiri dalam mengolala harta yang datang tiba-tiba kepadanya).

“He was employed in a vague personal capacity — while he remained with Cody he was in turn steward, mate, skipper, secretary, and even jailor, for Dan Cody sober knew what lavish doings Dan Cody drunk might soon be about, and he provided for such contingencies by reposing more and more trust in Gatsby. The arrangement lasted five years, during which the boat went three times around the Continent. It might have lasted indefinitely except for the fact that Ella Kaye came on board one night in Boston and a week later Dan Cody inhospitably died.” Fitzgrarld (1925)_Chapter 6.

 

Harta yang dimilikinya kemudia dimanfaatkan untuk mencari dan menarik kembali perhatian gadis pujaannya yang kini tinggal tepat diseberang pulau dimana Jay dapat melihat lampu rumah Daisy setiap malam dari balik menara istananya yang megah. Hari demi hari berselang selama 5 tahun, hingga pada beberapa tahun terakhir sebelum pertemuannya kembali denga Daisy, dia selalu mengadakan pesta diakhir pekan untuk mencari seseorang yang dapat mempertemukannya dengan Daisy. Dialah Nick  Carraway, sepupu Daisy yang kini menjadi tetangga dekat seorang Jay Gatsby.

Singkat cerita, Nick Carraway mengundang Daisy ke rumahnya (yang tepat berada disebelah istana mewah milik Jay Gatsby), mempertemukan kembali mereka berdua, dua insan yang telah lama terpisah. Jay yang pada saat pertemuan pertamanya kembali setelah 5 tahun, mengajak Daisy ke rumahnya untuk menunjukan bahwa ia telah menjadi seorang lelaki jutawan, kaya raya dan bahkan jauh lebih kaya dibandingkan suami Daisy,  Tom Bunchanan. Seiring berjalannya waktu mereka lebih sering bertemu hingga pada akhirnya Jay, Daisy, Tom, Nick dan Jordan bertemu dalam suatu waktu dimana Daisy tidak dapat mengontrol dirinya dan bertingkah manja pada Jay. Perselingkuhan mereka akhirnya diketahui oleh suami Daisy dan berakhir dengan pertengkaran hebat yang menempatkan Daisy pada cinta segitiga yang rumit. Daisy mencintai Tom dan Jay sekaligus. Pertengkaran ini kemudian berakhir dan mereka memilih untuk pulang menuju kematian. Tom, Nick dan Jordan berkendara denga mocil milik Jay, dan Daisy pergi bersama Jay mengendarai mobil Tom hingga akhirnya emosi Daisy tidak dapat terkendali, ia mengemudia dalam keadaan penuh emosi hingga akhirnya menambrak Nyonya Myrtle (selingkuhan Tom, sekaligus istri teman baik Tom yang bernama Wilson).

Jay yang begitu mencintai Daisy akhirnya memilih untuk berkorban, ia meletakan mobil milik Tom yang mereka kendarai malam itu di garasi pribadi miliknya. Semua kejadian ini diceritakan oleh Jay kepada Nick. Sementara itu, Tom yang mengetahui kondisi berbahaya ini mengatakan pada Wilson sahabatnya bahwa Jay adalah kekasih gelap Nyonya Myrtle dan dia lah yang telah menabrak Nyonya Myrtle hingga meninggal dunia. Wilson yang sangat mencintai istrinya kemudian pergi dalam pencarian panjang hingga akhirnya menemukan rumah Jay Gatsby dan membunuhnya saat ia berada di kolam renang pribadinya yang tidak pernah ia gunakan sebelumnya. Wilson kemudian bunuh diri. Nick mengetahui seluruh cerita ini dan mencari Daisy dan Tom ke berbagai penjuru, tetapi Daisy telah hilang ditelan bumi. Daisy bahkan tidak mengirimkan ucapan duka atau bunga untuk upacara penguburan Jay. Beberapa tahun kemudia, Nick bertemu dengan Tom disebuah kota, dan Tom mengatakan kepadanya bahwa ia harus melakukan itu. Nick merasa bahwa tindakan Tom dari sebuah sudut pandang dapat dibenarkan.

Analisis ini difokuskan pada tokoh Nick Carraway sebagai penulis itu sendiri. Nick ditemaptkan pada situasi yang sangat sulit meskipun dia sesungguhnya berada di pihak Gatsby. Sikap Nick yang terus mendampingi sahabatnya bahkan hingga titik tersulit juga mengajarkan kita untuk tidak lari dari kenyataan seperti yang dilakukan Daisy. Tokoh Daisy yang menghilang tiba-tiba sekejab mmemberikan kita pandangan tentang penyakit mental yang rentan di idap oleh anak-anak muda saat ini yakni melarikan diri dari kenytaan dan bahkan bunuh diri karena depresi dengan seluruh beban yang tidak dapat dipikul.  Penyakit ini disebut dengan Ekskapisme. Menurut Hadjam (2005), ekskapisme berarti pelarian diri. Tidak jarang kalangan anak muda saat ini melarikan diri dari masalah dengan cara bunuh diri.

Menurut WHO (2016) in KEMENKES RI (2019), salah satu regional wilayah dengan angka bunuh diri tertinggi ke-2 ditempati oleh Asia Tenggara dengan kelompok umur produkti antara 25-29 tahun; 20-24 tahun dan 30-34 tahun. Nick Carraway adalah seseorang juga memiliki banyak masalah finansial dan kemudian di pertemukan dengan masalah asmara antara sepupunya Daisy dan Sahabat barunya Jay Gatsby. Posisi Nick sangat sulit, karena dia juga merupakan seseorang yang mempertemukan kembali Jay dan Daisy. Jay adalah sahabat barunya dan Daisy adalah sepupunya, begitupula Tom dan Wilson. Nick ditempatkan pada posisi yang tidak dapat menyalahkan siapapun kecuali dirinya sendiri. Meskipun begitu, Nick tetap berusaha melanjutkan hidupnya sebagaimana penulis itu sendiri Fitzgerald.  Seburuk apapun kehidupan, kita tidak boleh membiarkan diri kita dirasuki oleh ekskapisme. Sebagaimana yang dikatakan oleh Mark Manson dalam bukunya “The Subtle Art of Not Giving A F*ck” bahwa “dalam kehidupan ini ada orang-orang sukses dan ada yang gagal.

Kita selalu dituntut untuk menjadi seseorang yang hebat, kaya raya dan sukses. Tetapi sesungguhnya hal ini tidak dapat terjadi sekaligus. Dunia ini harus diimbagi oleh orang-orang yang sukses dan juga para pecundang. Meksipun begitu, pada kenyataanya seorang pecundangpun tidak boleh melarikan diri dari kenyataan. Apapun masalah yang menimapnya, harus dapat ia selesaikan bahkan jika akhirnya sepahit apapun, ia harus menghdapinya. Karena itulah kehidupan manusia dan yang terpenting adalah cukup hadapi kenyataan yang ada di depan mata dan jangan melarikan diri seperti seorang pecundang karena bahkan seorang pecundang di dunia yang fana ini juga menyelesaikan masalahnya. Ia menghadapinya dan tidak melarikan diri. Kita juga selalu diajarkan untuk sukses tetapi tidak pernah diajarkan untuk menghadapi situasi saat kita terjatuh dan bahkan menjadi seorang pecundang sehingga seringkali kita memilih untuk melarikan diri persis seperti yang dilakukan Daisy. Tetapi Nick Carraway atau bahkan Fitzgerald sendiri mengajarkan kita untuk tidak melakukan hal yang sama.

Sebagai manusia kita tentu tidak mengharapkan hal buruk terjadi pada kita. Kita seringkali mengharpakan hal-hal indah yang berakhir bahagia terjadi dalam kehidupan kita. Kita ingin hidup dengan bahagia, bergelimang harta, mempunyai posisi atau jabatan yang tinggi dan kenal semua orang serta memiliki keluarga dan seseorang yang kita cintai untuk berada dalam hidup kita selamanya. Akan tetapi, hukum kehidupan di bumi yang sebenarnya tidak berjalan seperti itu. Banyak hal buruk terjadi tetapi juga banyak hal indah yang tak luput di dalamnya. Bahkan seringkali hal buruk terasa lebih sering terjadi. Meskipun demikian, hidup harus terus berlanjut bahkan jika dunia membawa kita pada sudut tergelap atau bahkan mengehempaskan kita pada dasar jurang yang gelap dan dingin.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Fitzgerald, F.Scott. 1925. The Great Gatsby. Global Grey 2019. globalgreyebooks.com

Hadjam,Noor Rochman. 2005. Keterampilan Psikologis dalam Mewujudkan Kesehatan Mental.

Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gajdah Mada.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

KEMENKES RI (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia). 2019. Situasi dan Pencegahan

Bunuh Diri. INFODATIN. PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTRIAN

KESEHATAN RI. Jakarta

Manson,Mark. 2016. The Subtle Art of Not Giving a F*ck.  Grasindo. Jakarta

Wahidah,Nurul. 2020. Repertoire dalam The Gatsby Karya F. Scott Gerald; Analisis Respons

Estetik Wolfgang Iser. Jurnal Sastra Budaya dan Pariwisata, Vol. 1, No.1 Mei 2020


No Comments so far.

Leave a Reply