Review Novel “THE WAR OF THE WORLDS”_H.G Wells
The War of The Worlds
The War of The Worlds adalah sebuah novel fiksi karya Herbert Geogre Wells yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1898. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh penerbit London, William Heinemann dan dikelompokan ke dalam genre fiksi ilmiah. Scara keseluruhan, novel ini terdiri atas 303 halaman yang dibagi dalam detail publikasi, editor, pengantar dan isi. Saat ini, pembaca dapat menjumpai buku ini Gramedia Indonesia dengan harga yang snagat terjangkau yakni sekitar Rp 57.000,-.
Secara umum, novel yang ditulis oleh HG Wells ini menceritakan tentang sebuah invasi penduduk planet Mars ke Planet Bumi. Melihat latar belakang penulis yang semasa studinya fokus mempelajari ilmu fisika, biologi, dan astronomi, maka novel fiksi ilmiah ini dapat diprediksi berasal dari imajinasi penulis sendiri yang merangkum berbagai pelajaran yang ia peroleh saat duduk di bangku perkuliahan. Sebagai informasi tambahan, penulis dalam hal ini HG Wells adalah seorang penulis muda yang terlahir dari keluarga yang miskin. Seluruh pendidikan yang ia peroleh berasal dari universitas yang ia masuki melalui jalur beasiswa. Sebelum itu, semasa kanak-kanak meskipun Wells banyak bekerja, ia juga banyak menyempatkan waktunya untuk membaca buku, salah satunya di perpustakaan besar tempat Ibunya bekerja sehari-hari. Berkat kegigihannya dalam membaca dan cintanya terhadap sains, ia berhasil meraih beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di London University dan lulus pada tahun 1888 (Biography.com. 2014).
Novel ini sekilas mengisahkan serangan penduduk Mars ke Penduduk Bumi. Dalam kisah fiksi ilmiah ini, penulis menempatkan dirinya sebagai tokoh utama yang behasil bertahan hidup dari serangan penduduk Mars dan mencoba menceritakan kembali pengalamannya yang seakan-akan benar-benar merasakan terjadinya peperangan antara penduduk Mars dan Penduduk Bumi yang dimulai dari jatuhnya sebuah Meteorit dan bahkan disusul oleh 2 Meteorit lainnya di daerah Woking (kira-kira berada di Wilayah Inggris). Pada awalnya semua orang mengira bahwa benda yang jatuh dari langit tersebut itu adalah meteorit biasa (bintang jatuh), kecuali Ogivly sahabat penulis yang seakan telah mengetahui rencana kedatangan utusan Mars yang akan menyeraang bumi. Sebelum terjadinya fenomena “bintang jatuh” penulis dan sahabatnya Ogivly beberapa kali menghabiskan waktu, bergantian mengawasi planet Mars melalui teleskop yang terletak disebuah observatorium yang letaknya tidak jauh dari rumah penulis dan sahabatnya Ogivly.
Singkat cerita, suatu malam penulis dan Ogivly melihat adanya sejenis percikan api dan kepulan asap yang terlihat berasal dari planet Mars hingga keesokan paginya terdengar kabar bahwa sebuah meteorit telah jatuh di sekitar kota Woking dan Ottershaw, dan Ogivly yang malang pergi memulai observasinya. Ogivly yang malang dan beberapa orang telah berkumpul dan memulai proses observasi dan penelitian terhadap meteorit tersebut (beberapa saat sebelum penulis tiba di tumpukan pasir dimana meteorit berbentuk selinder itu tertancap disana). Ogivly dan beberapa orang telah memulai proses penghancuran meteorit, mereka berusaha membuka peneutup selinder tersebut untuk mempelajari isi selinder tersebut. Namun, nasip malang menghampiri Ogivly dan beberapa rekan kerjanya. Saat penutup selinder dibuka, beberapa makluk aneh merangkak keluar dan membakar segala sesuatu yang berada di sekitar mereka. Ogivly yang malang tewas dalam tragedi tersebut.
Untuk tragedi awal, semua orang mengira bahwa makluk utusan penduduk Mars itu tidak akan dapat bepergian jauh dari lubang pasir tempat pesawat mereka menancap disana.Hal ini dipekirakan terjadi karena gravitasi bumi 3 kali lipat lebih besar dibandingkan gravitasi planet Mars. Kondisi ini membuat makluk aneh dengan paras tanpa hidung dan mulut berbentuk segitiga akan kesulitan untuk berpindah tempat karena berat badan yang bertambah 3 kali lipat. Kondisi ini hanya terjadi sesaat sebelum 2 kapsul selinder berikutnya mendarat di sekitar kota Ottershaw dan membawa beberapa mahkluk tambahan yang sekilas terlihat seperti tripod. Makluk aneh utusan penduduk Mars ini diprediksi memiliki senjata berteknologi tinggi yang dengan mudah membakar segala sesuatu yang berada disekelilingnya, bahkan jauh hingga beberapa mil dari lokasi penembakan.
Hari itu adalah hari Jum’at, dimana perang dimulai dan berlangsung selama 1 bulan hingga para Mars itu dikalahkan. Sebagian besar bahkan hampir seluruh kota besar di Inggris khususnya London dan kot-kota kecil di sekitar Ottershaw,Woking, Chertsey, bahkan Leatherhead tempat penulis mengantar istrinya untuk bersembunyi. Penulis bahkan berharap invasi besar ini tidak akan menjangkau kota Leatherhead, sehingga ia berinisiatif mengirim istri dan pelayannya ke rumah sepupunya di Leatherhead. “But where are we to go?” said my wife in terror. I thought perplexed. Then I remembered her cousins at Leatherhead. “Leatherhead!” I shouted above the sudden noise. (Chapter 9 page 4). Untuk sementara penulis mengira Leatherhead akan aman dan tak terjangkau hingga ia mendengar kabar bahwa 2 hari setelah ia dipenjara, Kota Leatherhead beserta seluruh isinya telah dimusnahkan oleh seorang Mars. “Very gently, when my mind was assured again, did they break to me what they had learned of the fate of Leatherhead. Two days after I was imprisoned it had been destroyed, with every soul in it, by a Martian. He had swept it out of existence, as it seemed, without any provocation, as a boy might crush an ant hill, in the mere wantonness of power. (Chapter 9 Wreckage, Page 2).
Cerita dalam novel fiksi ilmiah ini secara umum dibuat dalam bentuk film akan menjadi sebuah film yang persis dengan film A Quiet Place yang disutradarai oleh John Kransinski dan tayang pada 3 April 2018. Film itu juga sekejab mengammbarkan peristiwa invasi alien ke bumi dengan gambaran paras monster yang persis seperti pengambaran mosnter yang memiliki bibir berbentuk segitigas dalam novel ini. Akan tetapi, beberapa monster atau tentara penyerang dari Mars ini dikisahkan memiliki 3 kaki dan berbentuk sperti Tripod.
Aur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju dengan perjalanan kisah yang terus belanjut dan berkaitan antara 1 chapter dengan chapter lainnya. Alur cerita digambarkan dengan sangat jelas dan sangat mudah dimengerti baik awal pengenalan cerita, awal konflik, jalan menuju konflik hingga penyelesaian konflik dan akhir atau penutu cerita. Setiap karakter dan penokohan digambarkan dengan cukup jelas. Akan tetapi ada 2 hal yang belum dapat dipahami oleh reviewer yang terletak pada awal mula terjadinya peristiwa “bintang jatuh” dimana penulis dan sahabatnya Ogivly seakan-akan secara kebetulan telah mengetahui atau memprediksi bahwa sekitar hari kamis atau jum’at itu atau setidaknya dalam minggu itu akan terjadi invasi, peperangan besar. Perang ini dilakukan oleh penduduk Mars dengan asumsi bahwa penduduk bumi hanyalah makluk rendah tak berarti yang harus dibasmi dan bumi dapat dikuasai oleh pemrintahan planet Mars. Hal ini tergambar dengan jelas pada Chapter 1-2 dimana penulis dan sahabatnya Ogivly dalam beberapa malam, duduk terjaga dan saling bergantian untuk mengamati planet Mars hingga mereka melihat adanya percikan api dan kepulan asap yang berasal dari planet Mars.
“That night, too, there was another jetting out of gas from the distant planet. I saw it. A reddish flash at the edge, the slightest projection of the outline just as the chronometer struck midnight; and at that, I told Ogilvy and he took my place.
…
“That night another invisible missile started on its way to the earth from Mars, just a second or so under twenty-four hours after the first one.
….
Ogilvy watched till one, and then gave it up, and we lit the lantern and walked over to his house. Down below in the darkness were Ottershaw and Chertsey and all their hundreds of people, sleeping in peace. He was full of speculation that night about the condition of Mars , and scoffed at the vulgar idea of its having inhabitants who were signaling us. His idea was that meteorites might be falling in a heavy shower upon the planet, or that a huge volcanic explosion was in progress. He pointed out to me how unlikely it was that organic evolution had taken the same direction in the two adjacent planets. “The chances against anything manlike on Mars are a million to one,” he said. (Chapter 1, page 5)
Selain itu, novel ini adalah satu novel fiksi ilmiah yang sangat menabjukan. Novel ini ditulis sekitar tahun 1885 dimana teknologi belum berkembang maju seperti abad ke-19 hingga abad ke-20. Meskipun begitu, penulis telah mampu berpikir jauh dan berimajinasi cukup hebat untuk mengambarkan invasi Mars ke Planet Bumi. Saat ini, bahkan alih-alih di serang oleh penduduk Mars, manusia di planet bumi bahkan sekilas seakan berusaha menyerang planet Mars lebih dulu dengan membangun berbagai hal di Planet Mars dan bahkan telah mengirimkan manusia untuk tinggal dan menetap serta melakukan berbagai penelitian di Mars. Isu yang coba diangkat dalam buku ini merupakan salah satu isu yang saat ini sedang hangat diperbincangkan tentang kemungkinan adanya kehidupan lain diluar planet bumi.
Berdasarkan hasil baca dan review diatas, saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca saat ini. Novel ini dapat mengammbarkan bagaimana ketakutan manusia akan kehidupan lain di luar planet bumi yang kemudian mendorong manusia untuk berpikir lebih jauh. Alih-alih menunggu untuk diserang, mengingat sumberdaya bumi yang mulai terbatas dan kemajuan teknologi buatan manusia, para ahli dan orang-orang yang khawatir akan masa depan dan kemungkinan keberdaan kehidupan diluar bumi telah berusaha keras untuk menjangkau kehidupan diluar bumi. Selain itu menyiapkan kemungkinan kehancuran planet bumi, manusia mencoba “menyerang”planet Mars lebih dulu sebelum diserang. Novel ini sangat direkomendasikan untuk para pencinta fiksi ilmiah, dan juga orang-orang yang percaya akan kemungkinan adanya kehidupan diluar bumi. Novel ini juga sekilas menjadi saksi sejarah perjalanan pencarian manusia akan kemungkinan adanya kehidupan di jagad raya selain di planet bumi. Novel ini digambarkan dengan sangat jelas, persisi seperti sedang menonton film alien.
References:
Biography. Biography H.G. Wells. Retrieved from https://www.biography.com/writer/hg-wells
Wells, H.G. (1898). The War of The Worlds. William Heinemann. London
the attachments to this post:
The Great Gatsby_Fitzgerald (Sumber Gambar : Wikipedia)
The War of The Wolrd (sumber gambar : Wikipedia)