Archive for Juli, 2021

Review Novel “THE WAR OF THE WORLDS”_H.G Wells

Selasa, Juli 6th, 2021

The War of The Worlds

The War of The World

The War of The Wolrd (sumber gambar : Wikipedia)

 

The War of The Worlds adalah sebuah novel fiksi karya Herbert Geogre Wells yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1898. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh penerbit London, William Heinemann dan dikelompokan ke dalam genre fiksi ilmiah. Scara keseluruhan, novel ini terdiri atas 303 halaman yang dibagi dalam detail publikasi, editor, pengantar dan isi. Saat ini, pembaca dapat menjumpai buku ini Gramedia Indonesia dengan harga yang snagat terjangkau yakni sekitar Rp 57.000,-.

Secara umum, novel yang ditulis oleh HG Wells ini menceritakan tentang sebuah invasi penduduk planet Mars ke Planet Bumi. Melihat latar belakang penulis yang semasa studinya fokus mempelajari ilmu fisika, biologi, dan astronomi, maka novel fiksi ilmiah ini dapat diprediksi berasal dari imajinasi penulis sendiri yang merangkum berbagai pelajaran yang ia peroleh saat duduk di bangku perkuliahan. Sebagai informasi tambahan, penulis dalam hal ini HG Wells adalah seorang penulis muda yang terlahir dari keluarga yang miskin. Seluruh pendidikan yang ia peroleh berasal dari universitas yang ia masuki melalui jalur beasiswa. Sebelum itu, semasa kanak-kanak meskipun Wells banyak bekerja, ia juga banyak menyempatkan waktunya untuk membaca buku, salah satunya di perpustakaan besar tempat Ibunya bekerja sehari-hari. Berkat kegigihannya dalam membaca dan cintanya terhadap sains, ia berhasil meraih beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di London University dan lulus pada tahun 1888 (Biography.com. 2014).

Novel ini sekilas mengisahkan serangan penduduk Mars ke Penduduk Bumi. Dalam kisah fiksi ilmiah ini, penulis menempatkan dirinya sebagai tokoh utama yang behasil bertahan hidup dari serangan penduduk Mars dan mencoba menceritakan kembali pengalamannya yang seakan-akan benar-benar merasakan terjadinya peperangan antara penduduk Mars dan Penduduk Bumi yang dimulai dari jatuhnya sebuah Meteorit dan bahkan disusul oleh 2 Meteorit lainnya di daerah Woking (kira-kira berada di Wilayah Inggris). Pada awalnya semua orang mengira bahwa benda yang jatuh dari langit tersebut itu adalah meteorit biasa (bintang jatuh), kecuali Ogivly sahabat penulis yang seakan telah mengetahui rencana kedatangan utusan Mars yang akan menyeraang bumi. Sebelum terjadinya fenomena “bintang jatuh” penulis dan sahabatnya Ogivly beberapa kali menghabiskan waktu, bergantian mengawasi planet Mars melalui teleskop yang terletak disebuah observatorium yang letaknya tidak jauh dari rumah penulis dan sahabatnya Ogivly.

Singkat cerita, suatu malam penulis dan Ogivly melihat adanya sejenis percikan api dan kepulan asap yang terlihat berasal dari planet Mars hingga keesokan paginya terdengar kabar bahwa sebuah meteorit telah jatuh di sekitar kota Woking dan Ottershaw, dan Ogivly yang malang pergi memulai observasinya. Ogivly yang malang dan beberapa orang telah berkumpul dan memulai proses observasi dan penelitian terhadap meteorit tersebut (beberapa saat sebelum penulis tiba di tumpukan pasir dimana meteorit berbentuk selinder itu tertancap disana). Ogivly dan beberapa orang telah memulai proses penghancuran meteorit, mereka berusaha membuka peneutup selinder tersebut untuk mempelajari isi selinder tersebut. Namun, nasip malang menghampiri Ogivly dan beberapa rekan kerjanya. Saat penutup selinder dibuka, beberapa makluk aneh merangkak keluar dan membakar segala sesuatu yang berada di sekitar mereka. Ogivly yang malang tewas dalam tragedi tersebut.

Untuk tragedi awal, semua orang mengira bahwa makluk utusan penduduk Mars itu tidak akan dapat bepergian jauh dari lubang pasir tempat pesawat mereka menancap disana.Hal ini dipekirakan terjadi karena gravitasi bumi 3 kali lipat lebih besar dibandingkan gravitasi planet Mars. Kondisi ini membuat makluk aneh dengan paras tanpa hidung dan mulut berbentuk segitiga akan kesulitan untuk berpindah tempat karena berat badan yang bertambah 3 kali lipat. Kondisi ini hanya terjadi sesaat sebelum 2 kapsul selinder berikutnya mendarat di sekitar kota Ottershaw dan membawa beberapa mahkluk tambahan yang sekilas terlihat seperti tripod. Makluk aneh utusan penduduk Mars ini diprediksi memiliki senjata berteknologi tinggi yang dengan mudah membakar segala sesuatu yang berada disekelilingnya, bahkan jauh hingga beberapa mil dari lokasi penembakan.

Hari itu adalah hari Jum’at, dimana perang dimulai dan berlangsung selama 1 bulan hingga para Mars itu dikalahkan. Sebagian besar bahkan hampir seluruh kota besar di Inggris khususnya London dan kot-kota kecil di sekitar Ottershaw,Woking, Chertsey, bahkan Leatherhead tempat penulis mengantar istrinya untuk bersembunyi. Penulis bahkan berharap invasi besar ini tidak akan menjangkau kota Leatherhead, sehingga ia berinisiatif mengirim istri dan pelayannya ke rumah sepupunya di Leatherhead. “But where are we to go?” said my wife in terror. I thought perplexed. Then I remembered her cousins at Leatherhead. “Leatherhead!” I shouted above the sudden noise. (Chapter 9 page 4). Untuk sementara penulis mengira Leatherhead akan aman dan tak terjangkau hingga ia mendengar kabar bahwa 2 hari setelah ia dipenjara, Kota Leatherhead beserta seluruh isinya telah dimusnahkan oleh seorang Mars. “Very gently, when my mind was assured again, did they break to me what they had learned of the fate of Leatherhead. Two days after I was imprisoned it had been destroyed, with every soul in it, by a Martian. He had swept it out of existence, as it seemed, without any provocation, as a boy might crush an ant hill, in the mere wantonness of power. (Chapter 9 Wreckage, Page 2).

Cerita dalam novel fiksi ilmiah ini secara umum dibuat dalam bentuk film akan menjadi sebuah film yang persis dengan film A Quiet Place yang disutradarai oleh John Kransinski dan tayang pada 3 April 2018. Film itu juga sekejab mengammbarkan peristiwa invasi alien ke bumi dengan gambaran paras monster yang persis seperti pengambaran mosnter yang memiliki bibir berbentuk segitigas dalam novel ini. Akan tetapi, beberapa monster atau tentara penyerang dari Mars ini dikisahkan memiliki 3 kaki dan berbentuk sperti Tripod.

Aur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju dengan perjalanan kisah yang terus belanjut dan berkaitan antara 1 chapter dengan chapter lainnya. Alur cerita digambarkan dengan sangat jelas dan sangat mudah dimengerti baik awal pengenalan cerita, awal konflik, jalan menuju konflik hingga penyelesaian konflik dan akhir atau penutu cerita. Setiap karakter dan penokohan digambarkan dengan cukup jelas. Akan tetapi ada 2 hal yang belum dapat dipahami oleh reviewer yang terletak pada awal mula terjadinya peristiwa “bintang jatuh” dimana penulis dan sahabatnya Ogivly seakan-akan secara kebetulan telah mengetahui atau memprediksi bahwa sekitar hari kamis atau jum’at itu atau setidaknya dalam minggu itu akan terjadi invasi, peperangan besar. Perang ini dilakukan oleh penduduk Mars dengan asumsi bahwa penduduk bumi hanyalah makluk rendah tak berarti yang harus dibasmi dan bumi dapat dikuasai oleh pemrintahan planet Mars. Hal ini tergambar dengan jelas pada Chapter 1-2 dimana penulis dan sahabatnya Ogivly dalam beberapa malam, duduk terjaga dan saling bergantian untuk mengamati planet Mars hingga mereka melihat adanya percikan api dan kepulan asap yang berasal dari planet Mars.

“That night, too, there was another jetting out of gas from the distant planet. I saw it. A reddish flash at the edge, the slightest projection of the outline just as the chronometer struck midnight; and at that, I told Ogilvy and he took my place.

“That night another invisible missile started on its way to the earth from Mars, just a second or so under twenty-four hours after the first one.

….

Ogilvy watched till one, and then gave it up, and we lit the lantern and walked over to his house. Down below in the darkness were Ottershaw and Chertsey and all their hundreds of people, sleeping in peace. He was full of speculation that night about the condition of Mars , and scoffed at the vulgar idea of its having inhabitants who were signaling us. His idea was that meteorites might be falling in a heavy shower upon the planet, or that a huge volcanic explosion was in progress. He pointed out to me how unlikely it was that organic evolution had taken the same direction in the two adjacent planets. “The chances against anything manlike on Mars are a million to one,” he said. (Chapter 1, page 5)

 

Selain itu,  novel ini adalah satu novel fiksi ilmiah yang sangat menabjukan. Novel ini ditulis sekitar tahun 1885 dimana teknologi belum berkembang maju seperti abad ke-19 hingga abad ke-20. Meskipun begitu, penulis telah mampu berpikir jauh dan berimajinasi cukup hebat untuk mengambarkan invasi Mars ke Planet Bumi. Saat ini, bahkan alih-alih di serang oleh penduduk Mars, manusia di planet bumi bahkan sekilas seakan berusaha menyerang planet Mars lebih dulu dengan membangun berbagai hal di Planet Mars dan bahkan telah mengirimkan manusia untuk tinggal dan menetap serta melakukan berbagai penelitian di Mars. Isu yang coba diangkat dalam buku ini merupakan salah satu isu yang saat ini sedang hangat diperbincangkan tentang kemungkinan adanya kehidupan lain diluar planet bumi.

Berdasarkan hasil baca dan review diatas, saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca saat ini. Novel ini dapat mengammbarkan bagaimana ketakutan manusia akan kehidupan lain di luar planet bumi yang kemudian mendorong manusia untuk berpikir lebih jauh. Alih-alih menunggu untuk diserang, mengingat sumberdaya bumi yang mulai terbatas dan kemajuan teknologi buatan manusia, para ahli dan orang-orang yang khawatir akan masa depan dan kemungkinan keberdaan kehidupan diluar bumi telah berusaha keras untuk menjangkau kehidupan diluar bumi. Selain itu menyiapkan kemungkinan kehancuran planet bumi, manusia mencoba “menyerang”planet Mars lebih dulu sebelum diserang. Novel ini sangat direkomendasikan untuk para pencinta fiksi ilmiah, dan juga orang-orang yang percaya akan kemungkinan adanya kehidupan diluar bumi. Novel ini juga sekilas menjadi saksi sejarah perjalanan pencarian manusia akan kemungkinan adanya kehidupan di jagad raya selain di planet bumi. Novel ini digambarkan dengan sangat jelas, persisi seperti sedang menonton film alien.

 

References:

Biography. Biography H.G. Wells. Retrieved from https://www.biography.com/writer/hg-wells

 

Wells, H.G. (1898). The War of The Worlds. William Heinemann. London

Review Novel “THE GREAT GATSBY”_Fitzgerald

Selasa, Juli 6th, 2021

“THE GREAT GATSBY”

“DUNIA SERINGKALI TERASA TIDAK ADIL

TAPI HIDUP HARUS TERUS BERLANJUT”

The Great Gatsby_Fitzgerald (Sumber Gambar : Wikipedia)

The Great Gatsby_Fitzgerald (Sumber Gambar : Wikipedia)

 

Novel The Great Gatsby adalah salah satu novel sastra terbaik sepanjang masa yang membuat penulisnya masuk dalam dereta nama-nama penulis karya sastra terbaik di Amerika (setelah penulisnya F.Scott Fitzgerald meninggal) (Wahidah, 2020). Novel ini diakui dan diminati oleh berbagai masyarakat di penjuru dunia setelah 15 tahun penerbitannya (setelah meninggalnya Fitzgerald). Novel ini menjadi salah satu karya sastra terbaik karena dapat menuliskan berbagai fakta dan kenyataan pahit tentang kehidupan dengan bahasa dan karya sastra yang dapat dibaca dan dipahami oleh seluruh kalangan. Meksipun novel ini adala satu novel sastra yang sangat kaya akan pesan-pesan moral dan kritik terhadap budaya Amerika, novel ini mungkin tidak akan disukai oleh beberapa kalangan anak muda khususnya generasi milenial karena memiliki akhir cerita yang cukup memilukan dengan kisah tragis Jay Gatsby dan kepergian Daisy diakhir cerita yang bahkan sekejab seakan menghilang ditelan bumi.

Sebagian besar anak muda saat ini, khususnya generasi milenial telah banyak terpengaruh oleh daram-drama klasik dan berbagai film yang seakan mengambarkan kehidupan dengan cerita yang penuh konflik tetapi selalu berakhir dengan indah. Banyak orang sering kali enggan membaca berbagai kisah atau enggan menonton berbagai film dengan plot akhir cerita yang menyedihkan. Orang-orang selalu berharap untuk menyaksikan sebuah perjalanan panjang yang memilukan namun memiliki ending yang indah. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukan kondisi psikologis manusia yang sering kali enggan menerima hal-hal buruk dan melarikan diri dari kenyataan yang begitu buruk atau yang disebut dengan ekskapisme.  Banyak dari kita yang dari kalangan anak muda saat ini yang apabila menemui masalah justru melarikan diri, melampiaskan hasrat amarahnya pada hal-hal yang dapat merusak diri sendiri bahkan belakangan ini banyak kasus penyakit mental yang berujung bunuh diri akibat beban kehidupan yang begitu berat. Novel The Great Gatsby dengan tokoh Nick Carraway sebagai narator dalam novel tersebut memaksa kita untuk menerima kenyataan bahwa seberat apapun beban kehidupan kita, hidup harus terus berlanjut.

 

Fitzgerald dalam penulisan novelnya yang kini menjadi sebuah maha karya sastra sebenarnya menuliskan novel tersebut dengan cerita sebenarny-benarnya yang diambil dari latar belakang kehidupannya sendiri dan bahkan mungkin berusaha menyampaikan sesuatu yang sebenarnya selama ini terpendam jauh di dalam hatinya.  Kisah yang diangkat dalam novel ini dimana seorang pemuda miskin jatuh hati dan mencintai seorang perempuan yang berasal dari keturunan bangsawan yang pada awalnya dipisahkan karena materi dan akhirnya dipertemukan kembali. Berbagai kisah klasik lain telah banyak membungkus cerita seperti ini dengan ending yang bahagia, dimana pemuda itu akhirnya bersatu dengan wanita pujaannya. Tetapi ada satu hal yang membuat novel ini berbeda dengan novel atau cerita klasik lainnya yakni akhir cerita yang sanga memilukan dan tidak sesuai dengan ekspektasi pembaca.

Novel ini sekilas menceritakan tentang kisah seorang pemuda miskin bernama Jay Gatsby yang jatuh hati, mencintai dan bahkan sangat memuja seorang wanita dari kalangan bangsawan yang bernama Daisy. Karena kemiskinannya Jay, hubungannya dengan Daisy tidak direstui oleh orang tua Daisy hingga akhirnya Jay pergi mengikuti wajib militer, dan kemudian hiudp terlunta-lunta setelah perang hingga ia bertemu dan menyelamatkan kehidupan seorang jutawan Dan Cody. Ialah Jay Gatsby yang pergi mencegah Dan Cody yang hendak berlayar dengan kapalnya dan menyatakan bahwa ia dan kapalnya akan hancur remuk dalam 1 jam oleh badai yang akan datang.

It was James Gatz who had been loafing along the beach that afternoon in a torn green jersey and a pair of canvas pants, but it was already Jay Gatsby who borrowed a row-boat, pulled out to the Tuolumne, and informed Cody that a wind might catch him and break him up in half an hour”. Fitzgrarld (1925)_Chapter 6.

 

Sejak saat itu, Jay hidup dan bekerja bersama Cody hingga akhirnya suatu malam Ella Kaye datang ke kapal dan seminggu setelahnya Cody ditemukan meninggal dengan tragis dan Jay mewarisi seluruh kekayaannya (meskipun sebagian hartanya hilang karena ketidakmampuanya sendiri dalam mengolala harta yang datang tiba-tiba kepadanya).

“He was employed in a vague personal capacity — while he remained with Cody he was in turn steward, mate, skipper, secretary, and even jailor, for Dan Cody sober knew what lavish doings Dan Cody drunk might soon be about, and he provided for such contingencies by reposing more and more trust in Gatsby. The arrangement lasted five years, during which the boat went three times around the Continent. It might have lasted indefinitely except for the fact that Ella Kaye came on board one night in Boston and a week later Dan Cody inhospitably died.” Fitzgrarld (1925)_Chapter 6.

 

Harta yang dimilikinya kemudia dimanfaatkan untuk mencari dan menarik kembali perhatian gadis pujaannya yang kini tinggal tepat diseberang pulau dimana Jay dapat melihat lampu rumah Daisy setiap malam dari balik menara istananya yang megah. Hari demi hari berselang selama 5 tahun, hingga pada beberapa tahun terakhir sebelum pertemuannya kembali denga Daisy, dia selalu mengadakan pesta diakhir pekan untuk mencari seseorang yang dapat mempertemukannya dengan Daisy. Dialah Nick  Carraway, sepupu Daisy yang kini menjadi tetangga dekat seorang Jay Gatsby.

Singkat cerita, Nick Carraway mengundang Daisy ke rumahnya (yang tepat berada disebelah istana mewah milik Jay Gatsby), mempertemukan kembali mereka berdua, dua insan yang telah lama terpisah. Jay yang pada saat pertemuan pertamanya kembali setelah 5 tahun, mengajak Daisy ke rumahnya untuk menunjukan bahwa ia telah menjadi seorang lelaki jutawan, kaya raya dan bahkan jauh lebih kaya dibandingkan suami Daisy,  Tom Bunchanan. Seiring berjalannya waktu mereka lebih sering bertemu hingga pada akhirnya Jay, Daisy, Tom, Nick dan Jordan bertemu dalam suatu waktu dimana Daisy tidak dapat mengontrol dirinya dan bertingkah manja pada Jay. Perselingkuhan mereka akhirnya diketahui oleh suami Daisy dan berakhir dengan pertengkaran hebat yang menempatkan Daisy pada cinta segitiga yang rumit. Daisy mencintai Tom dan Jay sekaligus. Pertengkaran ini kemudian berakhir dan mereka memilih untuk pulang menuju kematian. Tom, Nick dan Jordan berkendara denga mocil milik Jay, dan Daisy pergi bersama Jay mengendarai mobil Tom hingga akhirnya emosi Daisy tidak dapat terkendali, ia mengemudia dalam keadaan penuh emosi hingga akhirnya menambrak Nyonya Myrtle (selingkuhan Tom, sekaligus istri teman baik Tom yang bernama Wilson).

Jay yang begitu mencintai Daisy akhirnya memilih untuk berkorban, ia meletakan mobil milik Tom yang mereka kendarai malam itu di garasi pribadi miliknya. Semua kejadian ini diceritakan oleh Jay kepada Nick. Sementara itu, Tom yang mengetahui kondisi berbahaya ini mengatakan pada Wilson sahabatnya bahwa Jay adalah kekasih gelap Nyonya Myrtle dan dia lah yang telah menabrak Nyonya Myrtle hingga meninggal dunia. Wilson yang sangat mencintai istrinya kemudian pergi dalam pencarian panjang hingga akhirnya menemukan rumah Jay Gatsby dan membunuhnya saat ia berada di kolam renang pribadinya yang tidak pernah ia gunakan sebelumnya. Wilson kemudian bunuh diri. Nick mengetahui seluruh cerita ini dan mencari Daisy dan Tom ke berbagai penjuru, tetapi Daisy telah hilang ditelan bumi. Daisy bahkan tidak mengirimkan ucapan duka atau bunga untuk upacara penguburan Jay. Beberapa tahun kemudia, Nick bertemu dengan Tom disebuah kota, dan Tom mengatakan kepadanya bahwa ia harus melakukan itu. Nick merasa bahwa tindakan Tom dari sebuah sudut pandang dapat dibenarkan.

Analisis ini difokuskan pada tokoh Nick Carraway sebagai penulis itu sendiri. Nick ditemaptkan pada situasi yang sangat sulit meskipun dia sesungguhnya berada di pihak Gatsby. Sikap Nick yang terus mendampingi sahabatnya bahkan hingga titik tersulit juga mengajarkan kita untuk tidak lari dari kenyataan seperti yang dilakukan Daisy. Tokoh Daisy yang menghilang tiba-tiba sekejab mmemberikan kita pandangan tentang penyakit mental yang rentan di idap oleh anak-anak muda saat ini yakni melarikan diri dari kenytaan dan bahkan bunuh diri karena depresi dengan seluruh beban yang tidak dapat dipikul.  Penyakit ini disebut dengan Ekskapisme. Menurut Hadjam (2005), ekskapisme berarti pelarian diri. Tidak jarang kalangan anak muda saat ini melarikan diri dari masalah dengan cara bunuh diri.

Menurut WHO (2016) in KEMENKES RI (2019), salah satu regional wilayah dengan angka bunuh diri tertinggi ke-2 ditempati oleh Asia Tenggara dengan kelompok umur produkti antara 25-29 tahun; 20-24 tahun dan 30-34 tahun. Nick Carraway adalah seseorang juga memiliki banyak masalah finansial dan kemudian di pertemukan dengan masalah asmara antara sepupunya Daisy dan Sahabat barunya Jay Gatsby. Posisi Nick sangat sulit, karena dia juga merupakan seseorang yang mempertemukan kembali Jay dan Daisy. Jay adalah sahabat barunya dan Daisy adalah sepupunya, begitupula Tom dan Wilson. Nick ditempatkan pada posisi yang tidak dapat menyalahkan siapapun kecuali dirinya sendiri. Meskipun begitu, Nick tetap berusaha melanjutkan hidupnya sebagaimana penulis itu sendiri Fitzgerald.  Seburuk apapun kehidupan, kita tidak boleh membiarkan diri kita dirasuki oleh ekskapisme. Sebagaimana yang dikatakan oleh Mark Manson dalam bukunya “The Subtle Art of Not Giving A F*ck” bahwa “dalam kehidupan ini ada orang-orang sukses dan ada yang gagal.

Kita selalu dituntut untuk menjadi seseorang yang hebat, kaya raya dan sukses. Tetapi sesungguhnya hal ini tidak dapat terjadi sekaligus. Dunia ini harus diimbagi oleh orang-orang yang sukses dan juga para pecundang. Meksipun begitu, pada kenyataanya seorang pecundangpun tidak boleh melarikan diri dari kenyataan. Apapun masalah yang menimapnya, harus dapat ia selesaikan bahkan jika akhirnya sepahit apapun, ia harus menghdapinya. Karena itulah kehidupan manusia dan yang terpenting adalah cukup hadapi kenyataan yang ada di depan mata dan jangan melarikan diri seperti seorang pecundang karena bahkan seorang pecundang di dunia yang fana ini juga menyelesaikan masalahnya. Ia menghadapinya dan tidak melarikan diri. Kita juga selalu diajarkan untuk sukses tetapi tidak pernah diajarkan untuk menghadapi situasi saat kita terjatuh dan bahkan menjadi seorang pecundang sehingga seringkali kita memilih untuk melarikan diri persis seperti yang dilakukan Daisy. Tetapi Nick Carraway atau bahkan Fitzgerald sendiri mengajarkan kita untuk tidak melakukan hal yang sama.

Sebagai manusia kita tentu tidak mengharapkan hal buruk terjadi pada kita. Kita seringkali mengharpakan hal-hal indah yang berakhir bahagia terjadi dalam kehidupan kita. Kita ingin hidup dengan bahagia, bergelimang harta, mempunyai posisi atau jabatan yang tinggi dan kenal semua orang serta memiliki keluarga dan seseorang yang kita cintai untuk berada dalam hidup kita selamanya. Akan tetapi, hukum kehidupan di bumi yang sebenarnya tidak berjalan seperti itu. Banyak hal buruk terjadi tetapi juga banyak hal indah yang tak luput di dalamnya. Bahkan seringkali hal buruk terasa lebih sering terjadi. Meskipun demikian, hidup harus terus berlanjut bahkan jika dunia membawa kita pada sudut tergelap atau bahkan mengehempaskan kita pada dasar jurang yang gelap dan dingin.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Fitzgerald, F.Scott. 1925. The Great Gatsby. Global Grey 2019. globalgreyebooks.com

Hadjam,Noor Rochman. 2005. Keterampilan Psikologis dalam Mewujudkan Kesehatan Mental.

Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gajdah Mada.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

KEMENKES RI (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia). 2019. Situasi dan Pencegahan

Bunuh Diri. INFODATIN. PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTRIAN

KESEHATAN RI. Jakarta

Manson,Mark. 2016. The Subtle Art of Not Giving a F*ck.  Grasindo. Jakarta

Wahidah,Nurul. 2020. Repertoire dalam The Gatsby Karya F. Scott Gerald; Analisis Respons

Estetik Wolfgang Iser. Jurnal Sastra Budaya dan Pariwisata, Vol. 1, No.1 Mei 2020