Virus Media Sosial

MEDIA SOSIAL : VIRUS TAK KASAT MATA, PERLAHAN TAPI MEMATIKAN

                           Media sosial merupakan suatu jenis teknologi abad ke-21 yang semakin hari seakan memperlihatkan kehebatannya. Berbagai jenis aplikasi dengan kelebihan dan kekuranggannya masing-masing seakan berperang tiada henti, berusaha mengalihkan dunia manusia yang nyata menuju dunia tak kasat mata.. Menurut data yang dilansir oleh Global Digital Statistics November 2015, data pengguna internet diseluruh dunia mencapi 3,2 miliar orang dari 7,6 miliar penduduk dunia. Adapun dikutip dari Tribunnews.com edisi 8 September 2016, terdapat lebih dari 5 miliar user media sosial yang meliputi myspace,pinterest,snapchat,twitter,linkdln, instagram,whatsapp,youtube,wechat, dan facebook serta pengguna aplikasi lain yang belum tercatat.
Dahulu, media sosial dibuat demi kesejahteraan manusia yakni dalam bidang komunikasi antar masyarakat khususnya pada jarak-jarak yang tidak dapat ditempuh. Namun kini media sosial juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang bahkan lebih dari sekedar berkomunikasi seperti digunakan untuk bekerja, belajar, berbelanja hingga pada pembunuhan. Menurut Muhamad Ngafifi dalam Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Volume 2, Nomor 1, 2014, menyatakan bahwa teknologi dapat menyatukan masyarakat, dapat pula memisahkan masyarakat. Hal ini yang kemudian menjadi suatu kekhawatiran pada kalangan masyarakat akibat adanya dampak negatif dari pemanfaatan teknologi khususnya pada bidang teknologi informasi terhadap aktivitas sosial masyarakat. Terlepas dari berbagai jenis manfaat media sosial, kasus kriminal, maupun aspek lainnya media sosial juga memberikan ancaman lain yang bahkan tidakdisadari oleh penggunanya.
Era Millenium ke-III ini hampir setiap orang yang memiliki akun media sosial cenderung berubah menjadi orang yang individualis atau seakan sendiri ditengah keramaian. Orang lebih memilih untuk memperhatikan serta berinteraksi dengan HP pintarnya dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Ketika orang-orang berkumpul dengan jumlah 2 atau lebih dari itu, terkadang mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengobrol di dunia maya dibandingkan dengan orang-orang disekitarnya. Bahkan beberapa fenomena juga terjadi pada forum-forum penting dengan contoh kecil adalah rapat OSIS, rapat organisasi mahasiswa, rapat suatu peusahaan hingga suatu forum internasional. Hal ini kemudian menjadi salah satu faktor menurunnya budaya diskusi dan budaya menulis pada kalangan anak muda. Bagaimana tidak ? mereka cenderung memilih untuk mencari informasi dengan menjelajahi dunia maya dibandingkan dengan membaca buku atau berdiskusi dengan para pakar ilmu pengetahuan ataupun teman sebaya. Begitupula dengan orang yang diajak untuk berdiskusi, beberapa orang cenderung mengarahkan orang yang bertanya untuk mencari sendiri informasinya di dunia internet dan enggan untuk memberikan jawaban panjang yang dianggap menghabiskan waktunya. Berbagai forum-forum keagaaman, forum belajar, juga mulai ditinggalkan dengan alasan bahwa ia dapat belajar sendiri melalui berbagai sumber diinternet. Kejadian ini tidak hanya terjadi pada kalangan remaja atau pemuda, melainkan seluruh usia baik anak-anak hingga orang tua.
Fenomena ini membuat interaksi antar manusia menjadi lebih berkurang. Ketika orang-orang lebih memilih untuk mencari informasi diinternet maka seiring berjalannya waktu maka ada kemungkinan sekolah-sekolah akan ditutup karena orang dapat belajar sendiri melalui internet atau memilih sekolah online. Media sosial juga telah banyak dikembangkan dengan berbagai fitur untuk belanja dan bekerja. Zaman sekarang orang tidak perlu datang ke toko ataupun pasar untuk berbelanja, cukup dengan membuka sebuah aplikasi belanja online maka barang yang dibutuhkan akan tiba dengan sendirinya ke rumah. Selain itu banyak fitur-fitur internet yang juga digunakan untuk bekerja.
Teknologi terbaru bahkan telah mampu menciptkan robot atau berbagai jenis alat untuk membantu pekerjaan manusia. Jika hal ini terus terjadi maka dapat prediksi bahwa suatu saat nanti akan sangat sulit menemukan orang-orang yang tengah berkumpul dan melakukan interaksi lainnya. Sekolah, pasar dan kantor-kantor atau tempat bekerja yang dahulunya sebagai tempat interaksi sosial manusia akan ditutup karena hampir seluruh aktifitas yang dilakukan pada tempat-tempat tersebut telah digantikan oleh teknologi. Apabila tiga lokasi tersebut saja sudah jarang dikunjungi, maka bagaimana dengan tempat-tempat lainnya ? mungkin bisa anda bayangkan sendiri. Kita juga tentu tidak lupa bahwa iklim telah berubah, suhu diluar rumah cenderung panas dan membuat manusia lebih betah pada ruang yang dilengkapi dengan teknologi pendingin maupun penghangat ruanngan pada daerah-daerah dingin.
Suatu fenomena yang juga perlu diperhatikan adalah gaya hidup pada apartemen di perkotaan. Dimana sebagian orang yang tinggal ditempat tersebut sibuk dengan dunia maya, dan enggan melakukan kegiatan diluar tempat tinggalnya. Hal ini berpotensi mengurangi interaksi antara penghuni suatu kamar dengan kamar lainnya. Sehingga fenomena seperti meninggalnya seorang mahasiswa dikamar apartemen dan tidak diketahui oleh tetatangga kamarnya merupakan suatu hal yang biasa. Berbagai kecelakaan yang menimpa anak-anak akibat orang tuanya yang lalai karena sibuk dengan dunia maya, anak-anak yang berperilaku menyimpang akibat kurangnya perhatian dari orang tua dan lain sebagainya menjadi sebuah masalah yang disebabkan oleh aktivitas dunia maya. Berbagai ibadah yang kemudian ditinggalkan akibat kesibukan dengan dunia maya. Banyak kasus orang-orang saling membunuh akibat masalah yang berasal dari media sosial. Dengan demikian, media sosial seakan menjadi virus yang juga menyerang tatanan sosial manusia perlahan tapi mematikan.
Mari sejenak kembali saling mengingatkan bahwa orang pertama yang bisa menolong anda dengan cepat ketika terjadi suatu kecelakaan adalah orang-orang dilingkungan sekitar anda bukan mereka yaang jauh namun terpaksa anda dekatkan dengan media sosial. Think again, you’re a human. Not a robot,right ? Gunakan sesuatu secukupnya, jangan berlebih-lebihan. ….Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”[QS.Al-An’am 6;141] sekian. (Nur Sa’adah N)


No Comments so far.

Leave a Reply