Archive for the ‘Masalah dan Solusi’ Category

Bintang, Maafkan Aku ^^

Rabu, September 4th, 2019

Bintang, Maafkan Aku

                   Kelas Bersama Bintang

Well,

Jadi hari ini aku mau berbagi sedikit cerita tentang pengalaman ku mengajar di sebuah Sekolah Dasar.
(sebagai informasi, ceritanya ku lagi jadi volunteer di sebuah NGO di Yogyakarta).

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh NGO ini adalah memberikan edukasi kepada anak-anak terkait krisis lingkungan yang tengah terjadi di seluruh dunia, dan memberikan dampak kepada berbagai aspek kehidupan salah satunya adalah terkait krisis air bersih.
Tapi dalam tulisan ini we nga mau membahas banyak hal terkait NGO ini, berbagai programnya, atau lallalalanya.

Aku hanya akan  fokus berbagi cerita terkait sebuah kejadian yang menarik perhatian ku saat mengajar di sekolah itu.

Singkat cerita, setelah pemberian materi berlangsung, ada sebuah sesi dimana anak-anak akan diajak untuk bermain, atau sekedar melakukan suatu hal untuk menghilangkan rasa penat setelah mempelajari materi yang sulit dan cukup berat ( I think untuk anak-anak kelas 4 SD).

Anyway, permainan ini mengharuskan seluruh anak-anak di kelas untuk berdiri.
(informasi tambahan dalam kelas itu, ada seorang anak difabel yang tidak dapat berdiri atau berjalan tanpa bantuan kursi roda, dalam tulisan ini aku memberinya sebuah nama samaran “BINTANG”)

Dan sialnya, saat itu, kami lupa dan mungkin bisa dibilang kurang peka dengan kondisi Bintang yang menggunakan kursi roda (aku harap kelak dia memaafkan kami, agar ampunan Allah bisa kami terima dengan lancar atas apa yang kami lakukan kepada Bintang hari itu).
Sehingga seluruh anak dihimbau untuk berdiri (oleh teman ku yang memimpin permainan itu).

Saat itu, aku berada tepat disebelah Bintang, dan aku merasa hal ini, permainan ini, dan instruksi ini pasti akan menyakiti hatinya.
Demi Tuhan, aku benar-benar merasakan hal itu.
Tetapi aku pikir, rasanya tidak mungkin untuk menghentikan permainan ini yang mulai memasuki tahap seru (tentu jika tiba-tiba dihentikan, kelas akan kacau oleh protes anak-anak lain yang sedang asyik bermain).
Aku hanya terdiam, sembari memperhatikan adik kecil di samping ku (sembari terus berpikir apa yang bisa aku lakukan untuk menghiburnya, juga sembari memohon ampun, Tuhan maafkan kami yang telah melukai perasaanya).
Tiba-tiba, 2 orang anak paling “nakal” di kelas menghampiri Bintang.
(note, 2 orang anak laki-laki yang menghampiri Bintang adalah anak yang paling nakal di kelas, sering membuat onar, dan lain sebagainya)
Satu diantaranya kemudian ngomong
“Bintang,,, kamu jangan sedih ya…
Aku juga nga ikutan main.
Dan salah satunya lagi mengikuti “aku juga”.
Besok-besok kamu bilang kepada Ibu mu, agar kamu dibelikan tongkat penyangga yang bisa kamu gunakan untuk berdiri yaa (mereka berdialog menggunakan bahasa Jawa).
Sontak aku melirik teman ku yang memimpin permainan, dan aku rasa dia benar-benar menangkap maksud ku,
saat menatapnya dengan tatapan tajam,
dan pada saat yang sama iya juga melihat dua orang anak lelaki itu berada di samping Bintang dan tidak ikut bermain.
Kemudian (aku rasa dia paham maksud ku), kemudian permainan dihentikan.
Demi Tuhan….
Melihat ekspresi Bintang (hampir di penghujung akan meneteskan air mata), rasanya aku ingin menampar diri ku sendiri.
Rasanya ingin aku bersimpuh di depan Bintang dan menyampaikan permohonan maaf atas apa yang telah kami lakukan.
Tapi aku rasa percuma, permainan telah selesai.
Dan kami semua, sukses menyakiti perasaannya (kecuali 2 orang anak lelaki itu).
Dan rasanya, aku cukup paham dengan perasaan itu, sehingga aku memilih untuk tidak menghampirinya lebih dekat, sekedar mengucapkan sepatah dua kata omong kososng yang mungkin akan membuatnya benar-benar meneteskan air mata.
(pengalaman ku, dalam kondisi seperti itu, kalimat pujian, kalimat bijak dan lalalanya semisal, sabar ya, semangat ya, seakan menjadi gunting pemutus kabel yang meledakan bom waktu).
Setelah kejadian ini, aku merasa ada sebuah pelajaran berharga yang ku dapatkan hari itu,

Pelajaran untuk lebih peka pada kondisi orang lain di sekeliling ku.

Dan juga pelajaran penting yang lain, adalah tentang anak-anak nakal yang ternyata lebih peka, dan memiliki nurani yang suci, benar-benar memiliki jiwa dan hati yang mulia.
Melihat apa yang mereka lakukan, aku merasa sangat malu.
Untuk kesekian kalinya, aku menemukan sosok anak nakal, yang dibalik kenakalannya itu, sesungguhnya mereka memiliki hati nurani yang lebih mulia dari sekian orang yang mengaku sebagai orang baik.
Hanya saja, terkadang, kondisi lingkungan membentuk mereka menjadi pribadi yang lain.

Tuhan… maafkan aku.
Dan terima kasih atas pelajaran berharga yang ku peroleh hari itu.

Untuk mu Bintang :
Maafkan aku. Maafkan kami.
Dan semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada mu, agar engkau senantiasa dikuatkan dalam menghadapi manusia-manusia kejam seperti ku.

Yogyakarta, 2 September 2019

Ledakan Penduduk Vs Perubahan Iklim

Jumat, Maret 16th, 2018

 

Ledakan Penduduk

Ledakan Penduduk (Sumber gambar : http://jehan-nabilah.blogspot.co.id)

Pertumbuhan penduduk dunia semakin hari meningkat dengan sangat cepat. Pada tahun 1 Masehi, jumlah penduduk sekitar 170-an juta, bergeser ke tahun 1800 Masehi jumlah penduduk meningkat menjadi sekitar 1 milyar orang. Seratus tahun berikutnya yakni tahun 1900-an jumlah penduduk dunia meningkat menjadi sekitar 2 milyar. Tatkala masuk pada tahun 2014, jumlah penduduk meningkat dengan sangat cepat yakni sebesar 7 milyar. Hal ini menunjukan bahwa semakin hari, jumlah penduduk meningkat dengan sangat cepat. Sebelum memasuki abad ke-19, jumlah penduduk meningkat dengan cukup lambat. Namun setelah masuk ke era abad ke-19 hingga abad ke-20, peningkatan jumlah penduduk bergerak dengan sangat cepat. Meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sangat cepat ini tentunya berpengaruh pula pada ketersediaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia khususnya sandang dan pangan, begitupula dengan kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal.

Menurut teori Malthus, pertumbuhan penduduk meningkat layaknya deret ukur sedangkan pertumbuhan bahan makan meningkat layaknya deret hitung. Setiap manusia yang lahir ke dunia tentunya membutuhkan pakaian, makanan, minuman dan tempat tinggal sehingga meningkatya jumlah manusia maka meningkat pula kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat tinggal yang sangat besar. Apabila ditinjau berdasarkan analisis ketersediaan sumberdaya alam dengan melihat pada paham pesimis akan habisnya sumberdaya alam di bumi, maka hal ini dapat menjadi masalah yang sangat besar. Besarnya jumlah penduduk menuntut adanya pembukaan lahan pertanian untuk mendukung ketersediaan jumlah bahan makanan, menuntut alih fungsi lahan pertanian atau hutan menjadi permukiman, dan lain sebagainyaDalam beberapa bahasan isu terkait kependudukan dan sumberdaya alam, maka terdapat sebuah statement menarik yang perlu dipahami dan dikaji lebih lanjut bahwa pada beberapa tahun yang akan datang spesifiknya sekitar tahun 2050 maka akan terjadi “perperangan” persaingan dalam memperebutkan bahan makanan, air bersih, energi dan tempat tinggal. Empat elemen ini tentunya berkaitan dengan alam, sehingga berbicara tentang ketersediaan sumberdaya alam maka tidak lepas pula dengan pembicaraan iklim.

Faktor iklim adalah salah satu elemen yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mendukung ketersediaan makanan, air bersih,energi dan bahkan tempat tinggal.  Pertanian yang berkaitan dengan bahan makanan sangat dipengaruhi oleh iklim, bahan pembuatan pakaian, bahan energi, seluruh komponen kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Fenomenan iklim yang ekstrim dapat mengakibatkan bencana alam yang berakibat pada masalah gagal panen, krisis air bersih, kekeringan kebakaran, banjir, longsor dan lain sebagainya. Hal ini semakin diperparah oleh kemajuan teknologi guna memenuhi kebutuhan manusia, seperti pengunaan teknologi dengan bahan bakar fosil  pada bidang transportasi dan industri.  Fenomena pembangunan dalam beberapa kasus tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan menjadi salah satu faktor kerusakan lingkungan yang dapat diperparah oleh fenomena iklim yang cukup ekstrim.  Pengunaan teknologi yang kurang tepat berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia berdampak pada pemanasan global.

Climate_Change (sumber gambar                                           perspektifofficial.com)

Pemanasan global merupakan fenomena peningkatan temperatur rata-rata permukaan bumi (SOS, 2011). Berdasarkan hasil anlisis geologi, temperatur planet Bumi telah meningkat beberapa derajat dibandingkan dengan 20.000 tahun yang lalu ketika zaman gletser. Pada awalnya, perubahan temperatur ini meningkat dengan cukup lambat yakni sebesar 0,2°C sejak tahun 1000 hingga awal abad ke-18.  Namun sejak tahun 1850 peningkatan temperatur Bumi mulai meningkat sekitar 0,35°C hingga meningkat menjadi 0,55°C pada tahun 1990-2000. Menurut IPCC (2012), temperatur dipermukaan bumi hingga tahuun 2010 telah  mencapi 0,85° sedangkan permukaan air laut naik sekitar 19 cm. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan oleh mencairnya es dikutub akibat temperatur yang cukup tinggi. Meningkatnya temperatur dipermukaan bumi, sebagain besarnya disebabkan oleh efek gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metan, dan flourin. Emisis gas karbon yang datang dari revolusi indutri memberikan sumbangsih atas pemanasan global sekitar 40%Meningkatnya perubahan temperatur  yang berdampak pada perubahan iklim ini akan mengakibatkan masalah yang besar kepada berbagai sektor yang mendukung pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu sumberdaya alam yang mampu mengurangin efek pemanasan global adalah sumberdaya hutan. Namun meningkatnya jumlah penduduk akan berakibat pada meningkatnya kebutuhan lahan sehingga dalam beberapa kasus, hutan akan dirubah menjadi daerah permukiman, indutri, pertanian dan peternakan. Hal ini tidak dapat dihindari karena beberapa hal tersebut merupakan kebutuhan primer manusia. Meskipun pada elemen permukiman telah diantisipasi dengan sistem pembangunan gedung secara vertikal, namun hal ini masih belum cukup memberikan pencegahan yang besar pada fenomena alih fungsi lahan.

Fenomena alih fungsi lahan yang berakibat pada semakin menyempitnya daerah hutan akan semakin mengurangi sumbangsih hutan dalam mengurangi pemanasan global. Sedangkan pada saat yang bersamaan, ketika hutan semakin sedikit, aktivitas manusia yang memberikan sumbangsih pada pemanasan global semakin besar. Sehingga dapat diasumsikan sementara bahwa meningkatnya pertumbuhan penduduk dengan menimnya kesadaran manusia akan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim akan menjadi masalah yang cukup krusial. Hal ini juga akan berbeda bahkan semakin parah apabila dikaitkan dengan dampak perubahan iklim pada penduduk miskin.

Secara umum, pertambahan jumlah penduduk yang datang dari kalangan penduduk kelas menengah kebawah atau penduduk miskin akan merasakan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Dimana, penduduk dengan kelas ekonomi menengah keatas akan berusaha mencari solusi dengan kelebihan cost yang ada untuk berdapatasi dengan fenomena perubahan iklim, seperti membangun tempat tinggal yang jauh dari ancaman bencana, menggunakan perabotan rumah tangga berteknologi tinggi seperti pendingin ruangan. Begitupula dengan pengunaan kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga dan lain sebagainya khususnya pada perkembangan teknologi untuk pemenuhan kebutuhan manusia namun berdampak buruk pada lingkungan. Sementara penduduk miskin dengan jumlah anggota rumah tangga yang banyak,namun bermukim pada daerah-daearah rawan bencana akan terkena dampak yang cukup besar. Rendahnya pendapatan ekonomi juga akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan seperti mahalnya harga makanan, air bersih dan tempat tinggal yang nyaman dan jauh dari ancaman bencana.

Solidaritas

Kolaborasi (sumber gambar : http://fai.um-surabaya.ac.id)

Meskipun demikian kita perlu tetap optimis akan kemajuan suatu daerah sehingga jumlah penduduk miskinpun akan semakin berkurang dan dampak perubahan iklim dalam jangka panjang akan dapat diatasi dengan pola adaptasi masyarakat dengan berbagai inovasi teknologi khususnya teknologi yang ramah lingkungan. Terlepas dari seluruh elemen permasalhaan tersebut, maka dibututuhkan adanya kerjasama oleh seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, para ilmuwan, pelajar, khususnya masyrakat awam untuk saling bekerjasama dalam mengatasi masalah perubahan iklim. Perlu adanya edukasi yang masif kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan serta senantiasa berusaha memastikan kesejahteraan anggota keluaganya dimasa depan. Orang tua wajib memastikan anak-anak yang dilahirkan akan sejahtera dan tida kekurangan sumberdaya dimasa depan. Pengunaan sumberdaya yang bijak perlu diperhatika dengan baik, paham bahwa sumberdaya yang ada hari ini juga harus dapat dinikmati oleh anak cucu dimasa depan harus menjadi paham dan perhatian bersama. Melihat fenomena perubahan iklim yang terus berlangsung, sebuah pasangan yang berencana menambah anggota keluarga harus dapat memastikan keberlanjutan kehidupan anaknya dimasa depan baik kebutuhan makanan, air bersih, pakaian, tempat tinggal dan energi serta kepastian pemenuhan kebutuhan yang tidak semakin memperparah kondisi bumi yang kemudian dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri dan seluruh penduduk dipermukaan bumi.  Seluruh penduduk di permukaan bumi harus paham dan sadar dengan masalah ledakan penduduk dan fenomena perubahan iklim sehingga dapat bekerjsama untuk mencapai keadilan pemenuhan kebutuhan manusia untuk seluruh penduduk bumi. Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam dengan luasan hutan yang cukup besar harus sadar akan pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia pada belahan bumi yang lain dalam hal ini yang memiliki lahan kritis dan sulit ditumbuhi berbagai aneka tumbuhan hutan. Begitupula dengan negara lain yang mengunakan berbagai teknologi industri yang memberikan sumbangsih pada pemanasan global harus sadar akan dampaknya pada kehidupan seluruh umat manusia, hewan dan tumbuhan.

Revitalisasi Kebijakan Penduduk

Kamis, Februari 15th, 2018

Proyeksi Penduduk Indonesia (Sumber Gambar :                                              Presentasi Dr. Wendy Hartanto)

Konsep kependudukan secara umum membahas dua hal utama yang berkaitan dengan kuantitas penduduk yakni fertilitas; mortalitas; dan  migrasi, serta kualitas penduduk yang berkaitan dengan kualitas hidup dan indeks kebahagiaan. Berbagai fenomena yang berkaitan dengan kuantitas penduduk diantaranya berkaitan dengan jumlah, persebaran, kepadatan, struktur umur, komposisi, jenis kelamin, status ekonomi, status perkawinan. Adapula fenomena yang lebih luas dan berkaitan dengan dunia masyarakat seperti ideologi politik,ekonomi, sosial,budaya, pertahanan,keamanan,lingkungan hidup.

Melihat fenomena ini maka setiap individu warga Indonesia memiliki peranan yang penting baik dalam tingkat keluarga maupun dalam lingkup komunitas masyarakat . Secara umum, berbicara mengenai kependudukan, salah satu fenomena yang tengah hangat diperbincangkan dalam berbagai lembaga kependudukan di dunia secara khusus di Indonesia adalah mengenai fenomena peningkatan jumlah penduduk, sejak tahun 1900-an hingga tahun 2010, penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang cukup drastis dengan jumlah 40-an juta hingga mencapai 260-an juta.

Apabila dianalisis berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2010 hingga tahun 2035, apabila pertumbuhan penduduk tetap berada pada angka yang sama yakni 1,49% maka dapat diproyeksikan penduduk Indonesia dapat mencapai jumlah 300 juta jiwa. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, besarnya jumlah penduduk ini hamper 60% menempati pulau Jawa. Sedangkan sekitar 20%nya menempati Pulau Sumatera dan sisanya kurang dari 25% menempati Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara bahkan kurang dari 5% menempati Maluku dan Papua. Jumlah persebaran penduduk yang tidak merata ini kemudian menjadi satu masalah tersendiri yang  berkaitan dengan penduduk di Indonesia, dimana hal ini turut memberikan sumbangsih yang besar dalam program pembagunan di Indonesia. Fenomena persebaran penduduk yang tidak merat ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kemudahan akses pendidikan, lapangan pekerjaan atau aktivitas ekonomi dan lain sebagainya yang terpusat di Pulau Jawa.

Besarnya kuantitas penduduk ini kemudian menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembagunan khususnya pada potensi jumlah peduduk usia muda. Namun yang menjadi tantangan pemanfaatan potensi tersebut adalah terkait kualitas penduduk. Menurut Bapan Pusat Statistik tahun 2017, indeks pembanguna manusia di Indonesia telah mencapai angka 70,18 sejak tahun 2010. Hal ini tentunya harus dapat dimanfaatkan serta ditingkatkan untuk mendukung pembangunan sumberdaya manusia Indonesia yang berkelanjutan untuk mencapai cita-cita negara maju yang sejahtera.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2025 dan puncaknya pad tahun 2028 hingga tahun 2030 Indonesia akan memperoleh suatu kesempatan besar yang berkaitan dengan kependudukan atau umum disebut dengan bonus demografi. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun) memiliki jumlah 2 kali lipat atau lebih dari jumlah penduduk usia tidak produktif yakni penduduk usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas. Namun fenomena ini tidak terjadi secara merata diseluruh propinsi di Indonesia dimana sebagain besar berada di Pulau Jawa dan Sumatera. Bonus demografi ini tentunya harus dapat dimanfaatkan dengan baik agar menjadi modal pembangunan bukan menjadi beban pembangunan.

Berbagai strategi perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memanfaatkan potensi tersebut baik strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum fokus dari pemanfaatan potensi tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia atau penduduk usia produktif tersebut. Hal ini juga didukung oleh berbagai teori yang menjelaskan bahwa pentingnya kualitas sumberdaya manusia bagi kemajuan suatu bangsa, dimana penduduk merupakan objek dan subjek dari pembangunan.

Potensi penduduk ini kemudian telah mulai di perhatikan oleh pemerintah, dimana salah satu bentuk realiasisnya berupa ditetapkannyanya 9 agenda prioritas pembangunan (Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo tahun 2015-2019) dengan 3 point utama yang berkaitan dengan kualitas penduduk. Diantarnya terdapat pada point penting berada pada prioritas ke 5 yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dengan berbagai strategi, meningkatkan produktivitas rakyat (point ke-6), dan point ke 8 yakni melakukan revolusi karakter bangsa.

Berdasarkan berbagai potensi dan tantangan diatas, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi besarnya kuantitas penduduk serta meningktkan kualitas penduduk di Indonesia yang secara umum adalah menjadikan penduduk sebagai titik sentral pembangunan. Perlu dipahami bahwa keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh kualitas penduduk bukan oleh ketersediaan sumberdaya alam. Hal ini disebabkan karena penduduk merupakan obyek dan subyek dari pembangunan dimana pembangunan yang dilakukan harus berorientasi pada potensi dan kebutuhan penduduk.

Selain itu terdapat beberapa kerangka kebijakan penduduk yang terdiri atas beberapa hal, seperti pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, penataan persebaran penduduk, serta peningkatan kualitas adiministrasi kependudukan. Adapula lebih rinci, terdapat beberapa kebijakan program kependudukan yaitu :

  1. Menyerasikan kebijakan kependudukan disetiap tingkat wilayah
  2. Penyusunan rancangan induk pembangunan kependudukan (GDPK)
  3. Mengitegrasikan indicator kebijakan kependudukan ke dalam RPJMD
  4. Mengintegrasikan isu kependudukan didalam pembelajaran di sekolah dan terbentuknya sekolah berwawasan kependudukan
  5. Merumuskan solusi strategis terhadap dampak kependudukan
  6. Menyediakan data dan infoemasi kependudukan serta memetakan data dan informasi kependudukan sampai wilayah administrative terendah

 

Berbagai program kependudukan diatas juga tentunya harus memperhatikan grand design pembangunan kependudukan sesuai Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2014. Secara umum dapat disimpulkan bahwa startegi pembangunan kependudukan yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat adalah mengenai pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk serta pemerataan persebaran penduduk di Indonesia. Berbagai strategi yang dilakukan oleh pemerintah  ini tentunya membutuhkan dukungan yang besar dari masyarakat yang berkedudukan sebagai objek dan subjek pembangunan.

Berdasarkan hasil pemaran diatas maka terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah terkait yakni :

  1. Selain point ke 5, ke 3 dan point ke 8 Nawa Cita, lembaga penanganan masalah kependudukan juga perlu mendukung point ke 6 dan ke 7 yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas rakyat (point ke 6) yang berarti mengarah pada peningkatan kualitas SDM yang berkaitan dengan kreatifitas masyarakat. Adapula point ke 7 yang berkaitan dengan perwujudan kemandirian ekonomi yang juga tentunya menuntut perbaikan kualitas SDM yang kreatif, inovatif serta berwawasan luas dan mampu berdaptasi dengan perkembangan jaman.
  2. Perlu adanya sosialiasi yang intesif melalui berbagai program yang kreatif untuk menarik partisipasi masyarkat khususnya masyarakat pada daerah-daerah tertinggal, bagi kaum muda agar dapat mendukung program yang dicanangkan oleh pemerintah. Hal ini semata-mata untuk menyiapkan penduduk sejak usia dini untuk menghadapi tantangan perkembangan zaman kedepannya serta hal-hal yang perlu disiapkan oleh masyarakat. Sehingga realisasi dari berbagai kebijakan yang dilakukan dapat berjalan lebih cepat, dimana pemerintah dan masyarakat mengambil andil didalamnya, saling mendukung dan bekerjasama demi terwujudnya Indonesia yang maju dan sejahtera. Sebagaimana pelajaran yang dapat diambil dari sejarah bangsa Jepang yang berkembang dengan cepat melalui perbaikan kualitas sumberdaya manusia.

Sumber tulisan : Catatan Kuliah Kebijakan Penduduk

Strategi Adaptasi Lingkungan Sebagai Pemimpin Baru

Senin, Januari 8th, 2018

                   (Sumber gambar : Google)

Jabatan sebagai pemimpin merupakan salah satu posisi yang cukup sulit untuk diraih oleh seseorang. Posisi pemimpin tidak serta merta datang menghampiri seseorang yang belum siap menerimanya, seperti sebuah kata bijak pada umumnya bahwa amanah tidak akan pernah “salah” memilih pundak. Artinya, orang-orang yang telah terpilih menjadi seorang pemimpin adalah orang-orang pilihan yang tentunya memiliki kualifikasi khusus atau dapat diakatakan bahwa ia memiliki suatu kelebihan yang tidak dimliki oleh orang lain pada umumnya. Mereka adalah orang-orang terbaik yang telah dianggap mampu oleh orang yang memilihnya sebagai seorang pemimpin. Terlepas dari itu tentunya kita tak akan lupa dengan kata bijak lainnya bahwa semua orang dapat menjadi pemimpin, namun tak semua orang memiliki jiwa kepemimpinan. Dalam hal ini, pemimpin yang dimaksud dapat ditemui pada berbagai posisi baik pemimpin bagi dirinya sendiri, pemimpin dalam keluarga, pemimpin dalam sebuah komunitas, pemimpin perusahaan atau pemimpin organisasi-organisasi dalam kehidupan sehari-hari. Maka, dalam artikel ini penulis akan mencoba menguraikan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk beradaptasi dalam dunia organisasi sebagaimana beberapa pengalaman yang pernah dialami oleh penulis sebagai seorang pemimpin dalam beberapa jabatan, di beberapa organisasi dengan kultur yang berbeda khususnya organisasi dalam lingkungan Kampus.

Sebelum memasuki pembahasan mengenai startegi beradaptasi, saya akan mencoba memberikan sedikit pengantar dari pengalaman saya terkait kultur mahasiswa di kampus tempat saya belajar, serta kultur yang dibangun dalam organisasinya sendiri. Secara umum, mahasiswa di kampus ini (salah satu kampus terbaik di Indonesia) dalam beberapa kasus tertentu dianggap sangat rendah hati. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang cerdas yang dianggap mampu mengemban sebuah amanah. Namun pada umumnya orang-orang cerdas tersebut enggan untuk mengajukan diri sebagai seorang pemimpin. Belum sampai pada seorang pemimpin, bahkan untuk sekedar menjawab pertanyaan dosen dalam sebuah ruang kuliahpun mereka enggan untuk melakukannya. Mereka akan berbicara ketika ditunjuk secara lansung oleh dosen untuk memberikan opininya. Bukan tak tahu jawabannya, namun mereka memilih diam dan kemudian menjawab jika ditunjuk dengan asumsi lebih baik diam daripada dianggap sok pintar, atau sok tau, atau sok yang lainnya. Hal ini juga kemudian menjalar pada budaya dalam organisasi kampus (tentu ada sisi negatif dan postifnya).

Secara umum, para anggota dalam sebuah organisasi di kampus ini sering enggan mengajukan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Banyak pula dari mereka yang apabila ditunjuk atau diajukan dengan sistem lobby tetap menolak untuk menjadi seorang pemimpin. Berbagai alasan seperti akademik, orang tua, pekerjaan atau kesibukan lainnya sering kali menjadi alasan bagi mahasiswa pada umumnya untuk terjun sebagai seorang pemimpin dalam dunia organisasi. Hal ini kemudian berdampak pada terpilihnya orang-orang “biasa” menjadi seorang pemimpin. Fenomena ini kemudian mengakibatkan adanya masalah krisis kepemimpinan dalam organisasi-organisasi kampus. Terpilihnya orang-orang biasa tersebut kemudian memilki masalah tersendiri bagi diri mereka. Secara langsung mereka memilih untuk berkorban lebih banyak lagi, namun disisi lain banyak kekurangan yang perlu mereka penuhi. Banyak dari mereka belum memiliki bekal yang cukup untuk menjadi seorang pemimpin. Akibatnya sebagai besar waktu yang ia miliki selama menjadi seorang pemimpin rentan dihabiskan untuk beradaptasi dengan lingkungaan tempat ia memimpin. Hasilnya berbagai program kerja yang direncanakan sering tertunda akibat lamanya masa adaptasi. Oleh karena itu maka dirasa perlu oleh penulis memberikan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk menjalani masa transisi jabatan dengan singkat dan berkwalitas.

Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh seseorang yang memperoleh kesempatan untuk menduduki bangku pemimpin adalah dengan mencari informasi terkait latar belakang organisasi tempat ia akan memimpin. Seperti informasi terkait pemimpin yang lebih tinggi darinya, seperti apa kultur organisasi tersebut, visi misi apa saja yang ingin dibangun oleh organisasi tersebut dan lain sebagainya. Selain informasi umum terkait organisasi tersebut, ia sangat perlu mengetahui jabatan apa yang ia terima, apa saja yang perlu dikerjakan oleh divisinya, apa saja arahan kerjanya (tugas, tanggungjawab, wewenang), siapa saja yang akan ia pimpin, siapa saja yang dapat ia andalkan, atau siapa saja orang penting dalam organisasi tersebut. Hal ini dapat ia ketahui dari hasil wawancaranya dengan pemimpin sebelumnya serta orang yang mengangkatmya sebagai seorang pemimpin yang baru.

Langkah kedua adalah dengan melakukan evaluasi terhadap divisi atau organisasi yang ia pimpin. Apa saja permasalahan yang pernah terjadi, yang sedang terjadi namun belum terselesaikan, serta menganilisis hal-hal yang dapat terjadi kedepannya. Setelah melakukan evaluasi maka ia juga wajib mulai memikirkan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Adapula hal-hal yang perlu dianalisis dapat meliputi kanca internal maupun ekternal, termasuk dengan membuat analisis SWOT dan membuat rencana strategis (Renstra) yang dapat digunakan sebagai panduan dalam bekerja. Berbagai hal ini dapat anda ketahui dengan melibatkan para pemain sebelumnya. Perlu diingat bahwa dalam tahapaan ini sangat penting untuk menurunkan rasa egois, atau keinginan untuk membantah dan menyalahkan hal-hal yang telah terjadi sebelumnya. Anda hanya perlu mendengarkan dengan baik, mencatat, menganalisis dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Hal-hal yang baik perlu diadopsi, dikembangkan dan diterapkan dalam masa kepemimpinan anda.

Langkah ketiga, setelah mengetahui informasi yang berkaitan dengan anggota, staff ahli, atau orang-orang yang memiliki peranan dalam pekerjaan anda, maka segera dekati mereka. Cari tahu dan kenali dengan baik siapa yang akan membantu anda dalam bekerja, kenali kekuatan dan kelemahan mereka, lakukan pendekatan dengan cara yang baik dan pastikan bahwa mereka siap membantu anda dalam menjalankan tugas. Perlu anda ketahui bahwa sehebat apapun anda, jika anda bekerja sebagai pemimpin dalam sekelompok orang maka anda tidak akan dapat melakukan banyak hal apabila anda tidak dapat merangkul atau bekerjasama dengan staff atau orang-orang yang memegang kunci dan posisi srategis pada tempat anda memimpin. Lakukan pendekatan kultural yang baik dapat berupa ajakan untuk makan bersama, bepergian bersama, atau hal-hal lain yang dapat anda lakukan untuk mendekati para calon partner anda.

Langkah keempat yang perlu anda lakukan adalah dengan melakukan wawancara secara detail kepada pemimpin sebelumnya terkait hal-hal internal yang tidak dapat anda ketahui dari informan umum lainnya. Informasi ini dapat berupa masalah keuangan, kebijakan yang tersirat, etos kerja hingga hal-hal sensitif sekalipun seperti masalah pribadi anggota, masalah sentimen, hingga masalah yang mungkin saja berkaitan dengan diri anda sendiri. Hal-hal yang perlu diwaspadai, hal yang perlu diatasi dengan strategi tertentu, sikap atau tidakan dalam kondisi tertentu, persiapan moral dan mental serta lain sebagainya yang dirasa perlu untuk diketahui termasuk sistem pembagian tugas dan posisi atau jarak antara pemimpin dan aggota atau staff. Anda juga perlu mengetahui wahana, media atau kegiatan seperti apa yang dapat anda lakukan untuk menemui para anggota, staff, dan orang-orang penting yang berada disana. Berkaitan dengan informasi para anggota atau staff juga dapat anda peroleh dari catatan personalia atau bagian organisasi yang mengurusi data dan informasi seluruh anggota tersebut. Anda dapat menghubungi bagian pengembangan sumberdaya manusia, kaderisasi, atau dalam beberapa organisasi tertentu disebut dengan Human Resorce Development (HRD). Selain berkaitan dengan anggota atau partner keja, anda juga perlu mengetahui siapa saja yang harus anda patuhi, apa saja aturan yang harus anda terapkan sebagai seorang pemimpin,

Langkah kelima, anda perlu mengetahui standarisasi yang diterapkan dalam organisasi tersebut baik input, proses maupun output. Anda perlu mengetahui sejauh mana organisasi tempat anda bekerja telah menetapkan standar dalam berbagai produk yang dikeluarkan dan sejauh mana organisasi ini melangkah membangun relasinya. Selain standarisasi anda perlu mengetahui dokumen-dokumen penting yang perlu anda baca dan dijadikan sebagai referensi. Dokumen ini dapat berupa dokumen arahan kerja, dokumen laporan pertanggungjawaban, dokumen tata gerak dan tatabarisan, ADART, dan lain sebagainya. Dalam berbagai dokumen tersebut anda perlu mengetahui adakah hal-hal yang bersifat rahasia dan hanya perlu diketahui oleh orang-orang tertentu ? masalah yang bersifat rahasia dapat berasal dari diri anggota, organisasi maupun dari diri pemimpinnya sendiri yang saling berkaitan satu sama lain. Belajarlah sebanyak mungkin dari berbagai dokumen, hasil wawancara, maupun sumber-sumber lain yang dapat meningkatkan wawasan anda sebagai seorang pemimpin yang baru.

Langkah keenam dari strategi beradaptasi sebagai pemimpin yang baru adalah dengan mempelajari sitem komunikasi dengan anggota. Setiap orang biasanya memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga anda perlu mengetahui bagaimana caranya berkomunikasi dengan orang-orang yang akan bekerja dengan anda dalam masa kepemimpinan ini. Pendekatan dan pola komunikasi ini akan berkaitan dengan dampak pengambilan kebijakan yang anda lakukan. Bagaimana caranya agar anda dapat membangun prinsip dan pola pikir sejalan dengan visi anda, hal ini tentunya dipengaruhi oleh pola komunikasi dan pola interaksi dalam organisasi atau divisi tersebut. Terlepas dari itu anda juga memiliki beban tersendiri untuk meningkatkan kinerja divisi atau tempat anda memimpin dengan tanpa menjatuhkan pemimpin sebelumnya atau secara langsung menunjukan kegagalannya ataupun juga dengan memperbaiki kinerja para anggota tanpa secara langsung menunjukan kekurangan mereka. Pastikan ada komunikasi dan keterbukaan yang cukup antara anda dan anggota atau staff, anda dengan pemimpin sebelumnya dan keterbukaan dengan atasan anda.

Langkah terakhir yang perlu anda lakukan adalah  memastikan bahwa setiap elemen yang akan berhubungan dengan anda baik staff, partner atau pihak lain telah mengetahui bahwa anda adalah pemimpinnya. Hal ini dapat anda pastikan dengan membuat suatu acara kultural untuk bertemu dengan seluruh staff, atau dapat pula dengan mengirimkan surat atau pesan kepada semua orang yang berisikan visi misi, tujuan prinsip atau mimpi dan semangat yang ingin anda bangun bersama mereka. Pastikan bahwa pesan yang tersampaikan juga mengandung rasa hormat kepada semua orang dan ajakan untuk bekerjasama, bekerja dengan prinsip dan semangat yang sama.

Akhirnya pastikan semua informasi yang telah anda peroleh dapat anda kelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk mendukung kinerja anda. Gunakan semua evaluasi untuk menjadi bahan referensi dan pastikan anda tidak melakukan kesalahan yang sama. Jangan lupa untuk senatiasa mencari informasi yang berkaitan dengan hal-hal kultural. Informasi yang bersifat struktural dapat anda peroleh dengan membaca berbagai dokumen dan referensi lainnya. Masalah yang berkaitan dengan internal atau sifat dan karakter staff hanya dapat anda ketahui melalui wawancara secara lansung pada pemimpin sebelumnya. Anda harus menghilangkan berbagai sifat egois dan angkuh yang membuat anda enggan untuk mencari informasi dari pemimpin sebelumnya.

Pastikan bahwa kemajuan dari kinerja kepemimpinan anda bukan melalui pemanfaatan kesalahan pemimpin sebelumnya. Ingatlah bahwa anda tak dapat menjadi pemimpin pada posisi anda sekarang tanpa adanya pemimpin sebelumnya. Dan lagi anda harus siap menerima karakter atau staff yang memilki kemampuan lebih dari anda. Lihatlah hal itu sebagai potensi untuk saling melengkapi. Anda telah tiba pada zaman dimana anda tak dapat bekerja dengan kemampuan anda sendiri melainkan dengan berkolaborasi. Manfaatkan berbagai potensi dan kemampuan yang ada untuk bangkit dan maju bersama. Anda juga perlu yakin dan percaya bahwa anda adalah pemimpinnya. Anda yang telah terpilih. Maka anda adalah orang terbaik yang pernah ada dan pastikan bahwa anda tidak akan mengecewakan orang-orang yang telah memberikan kepercayaannya kepada anda. Percaya diri, dan cobalah untuk menghormati diri anda sendiri sebelum meminta orang lain melakukannya dan jangan lupa untuk memastikan bahwa anda patut dihormati. Sekian